Katekismus Heidelberg P43 – Manfaat dari Kematian Kristus

Renungan harian

27 September 2021

Katekismus Heidelberg

P43 – Manfaat dari Kematian Kristus

Pert. Manfaat apa lagi yang kita peroleh dari pengorbanan dan kematian Kristus pada salib?

Jaw. Oleh kekuatan pengorbanan dan kematian itu, manusia lama kita ikut disalibkan, dimatikan, dan dikuburkan bersama dengan Dia (a), supaya hawa nafsu daging tidak berkuasa lagi dalam diri kita (b), tetapi kita mempersembahkan diri kita menjadi korban syukur bagi-Nya (c).

(a) Rom 6:6, 8. (b) Rom 6:12. (c) Rom 12:1.

Sebagian penjelasan dari Zacharias Ursinus:

Manfaat yang kita dapatkan dari kematian Kristus adalah:

1) Pembenaran. Keadilan Allah menuntut agar pendosa tidak dihukum dua kali. Allah telah menghukum dosa kita di dalam Kristus, maka Ia tidak akan menghukum kita. Darah Yesus membersihkan kita dari seluruh dosa termasuk dosa asal, dosa aktual, dan dosa pembiaran.

2) Regenerasi oleh Allah Roh Kudus. Kematian Kristus memberikan kita karunia Roh Kudus. Yohanes 16:7 Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Kolose 2:10a dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. 1 Korintus 1:30b Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. 3) Hidup kekal adalah buah dari kematian Kristus. Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. 1 Yohanes 5:11 Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya.

Karya Allah dan Tanggung Jawab Manusia di dalam Keselamatan

Kutipan oleh Anthony Hoekema dari buku “Diselamatkan oleh Anugerah” (Surabaya: Momentum, 2010) halaman 3-4.

Karena manusia pada naturnya mati di dalam dosa, maka Allah harus menghidupkan mereka; regenerasi di dalam pengertian yang sempit secara eksklusif merupakan karya Allah. Tetapi di dalam aspek-aspek lain dari proses keselamatan di luar regenerasi, Allah maupun orang-orang percaya terlibat di dalamnya – dalam pengertian ini kita dapat berbicara mengenai keselamatan sebagai karya Allah dan juga sebagai tugas kita. Kadang-kadang aspek-aspek ini – pertobatan, iman, pengudusan, ketekunan, dan sebagainya – digambarkan sebagai karya Allah yang di dalamnya orang-orang percaya turut bekerja. Namun, cara pengungkapan seperti ini mengakibatkan munculnya kesan bahwa Allah dan kita masing-masing mengerjakan sebagian tugas. Karena itu, lebih baik jika dikatakan bahwa di dalam aspek-aspek keselamatan kita ini (selain regenerasi), Allah berkarya dan kita berkarya. Pengudusan kita, misalnya, pada saat yang sama adalah seratus persen karya Allah tetapi juga seratus persen karya kita. Paulus memberikan pernyataan klasik mengenai ‘kejadian yang misterius’ dari karya Allah maupun kita ini di dalam Filipi 2:12-13, ‘Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar,… karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.