Katekismus Heidelberg P56 – Pengampunan Dosa

Renungan harian

27 Desember 2021

Katekismus Heidelberg

P56 – Pengampunan Dosa

Pert. Apakah yang Saudara percayai tentang pengampunan dosa?

Jaw. Bahwa Allah sama sekali tidak lagi hendak mengingat dosa-dosaku dan juga watakku yang berdosa yang sepanjang hidup menjadi lawan bagiku, karena Kristus telah melakukan pelunasan untuknya (a). Sebaliknya, Dia menganugerahkan kebenaran Kristus kepadaku, karena kasih karunia, (b), supaya aku sama sekali tidak perlu lagi menghadapi pengadilan Allah (c).

(a) 1Yo 2:2. (b) Yer 31:34. (c) Yoh 5:24.

Sebagian penjelasan Zacharias Ursinus:

Pengampunan dosa terdiri dalam tujuan Allah, tidak menghukum dosa orang percaya karena pelunasan oleh Kristus. Atau itu adalah pengampunan dari hukuman yang pantas, dan imputasi kebenaran Kristus. Allah mengampuni dosa orang pilihan, mengasihi mereka sama seperti jika mereka tidak berdosa, dan memberikan mereka hidup kekal karena Yesus Kristus, Anak Allah, Mediator kita. Namun Allah masih bisa mendisiplin kita, bukan untuk menghukum kita tetapi Ia menegur kita sebagai seorang bapa.

Kita juga tidak boleh berpikir bahwa ketika Allah tidak menghukum dosa kita, dosa itu tidak menyakiti hati-Nya., karena dosa orang-orang paling kudus pun sangat menyakiti hati-Nya. Allah mengampuni dosa bukan karena Ia menganggap itu bukan dosa atau bukan karena Allah tidak membenci dosa. Maka dari itu kita yang diampuni dosanya harus hidup benar pada saat yang sama.

Masalah Terbesar Manusia

Ketika Yesus melihat iman  mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” (Matius 9:2b)

 

Ayu bertanya kepada Tika “Tika, menurutmu kenapa sih dunia hancur seperti sekarang?” Tika menjawab “kurasa gara-gara orang-orang jahat. Seandainya semua berlaku baik, kurasa dunia akan jadi lebih baik.” Ayu menimpali “benar juga kamu, tetapi kenapa ada orang-orang jahat ya?” Tika menjawab “mungkin karena kemiskinan dan kurangnya tingkat pendidikan. Kalau manusia dididik dengan baik dan diberikan kecukupan hidup, kurasa manusia akan menjadi baik.” Ayu mengerutkan dahinya “tapi Tika, banyak loh penjahat yang berasal dari keluarga kaya dan terdidik.” Mendengar itu, Tika berdiam sejenak “hmm.. iya juga ya. Aku jadi bingung.”

 

Continue reading “Masalah Terbesar Manusia”