Katekismus Heidelberg P45 – Manfaat Kebangkitan Kristus

Renungan harian

11 Oktober 2021

Katekismus Heidelberg

P45 – Manfaat Kebangkitan Kristus

Pert. Apa manfaat kebangkitan Kristus bagi kita?

Jaw. Pertama, oleh kebangkitan-Nya Dia telah mengalahkan maut, supaya Dia dapat memberikan kepada kita kebenaran yang telah diperoleh-Nya dengan kematian- Nya (a). Kedua, oleh kuasa kebangkitan itu kita pun dibangkitkan untuk menempuh kehidupan yang baru (b). Ketiga, bagi kita kebangkitan Kristus menjadi jaminan kebangkitan kita yang membahagiakan (c).

(a) Rom 4:25. (b) Rom 6:4. (c) 1Ko 15:22.

Sebagian penjelasan Zacharias Ursinus:

Kebangkitan Kristus memberi manfaat bagi Kristus dan kita yang percaya:

Dengan kebangkitan-Nya, Kristus dinyatakan sebagai Anak Allah yang tunggal, yang di mana Ia sendiri adalah Allah (Roma 1:4). Ia bangkit karena kuasa-Nya sendiri “Dalam Dia ada hidup” (Yohanes 1:4a) dan “Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri” (Yohanes 5:26).

Manfaat kebangkitan Kristus bagi kita adalah sama dengan manfaat kematian Kristus. Kebangkitan Kristus memberikan kesaksian bahwa Ia telah menjadi korban yang sempurna untuk dosa-dosa kita. Satu saja dosa akan membuat-Nya tidak menang atas kematian.

Manfaat kedua adalah karunia Roh Kudus. Yohanes 7:39b sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.

Manfaat ketiga adalah kebangkitan tubuh kita yang percaya. Roma 8:11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.

Manfaat lainnya adalah Kristus terus menyertai dan menjaga kita. Ini tidak mungkin Ia lakukan jika Ia tidak bangkit.

Katekismus Heidelberg P30 – Satu-Satunya Juruselamat

Renungan harian

28 Juni 2021

Katekismus Heidelberg

P30 – Satu-Satunya Juruselamat

Pert. Apakah orang-orang yang mencari keselamatan dan kebahagiaan pada orang-orang kudus atau pada dirinya sendiri, atau pada apa pun yang lain, percaya juga kepada Yesus, Juruselamat satu-satunya?

Jaw. Tidak. Sebaliknya, mereka nyata-nyata menyangkal Yesus, Juruselamat satu-satunya, meskipun dengan mulut mereka bermegah di dalam Dia (a). Karena di antara dua ini hanya satu yang benar: Yesus itu bukan Juruselamat yang sempurna, atau mereka yang menerima Juruselamat ini dengan iman yang benar tidak dapat tidak akan memperoleh dalam Dia segala sesuatu yang diperlukan untuk keselamatannya (b).

(a) 1Ko 1:13. (b) 1Yo 1:7.

Perjanjian Baru jelas menyatakan bahwa keselamatan hanya ada dalam nama Yesus (Yohanes 14:6, Kisah Para Rasul 4:12). Yesus adalah satu-satunya Juruselamat, bukan salah satu Juruselamat. Mereka yang menyatakan bahwa Yesus adalah satu-satunya Juruselamat sebenarnya sedang menyangkal Yesus. Seseorang hanya bisa memilih antara percaya kepada Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat atau tidak sama sekali. Tidak ada opsi lain yang diperbolehkan oleh Alkitab. Yesus yang kita harus percaya adalah Yesus yang kita kenal melalui Alkitab. ‘Yesus’ ciptaan konsep manusia bukanlah yang sejati.

Seperti yang telah dijelaskan dalam beberapa pertanyaan sebelumnya, ciptaan semata tidak mungkin bisa menyelamatkan ciptaan yang lain. Keselamatan merupakan tindakan yang bisa dilakukan hanya oleh Allah. Allah sudah menetapkan bahwa Tuhan Yesus Kristus-lah yang menjadi keselamatan bagi manusia.

Katekismus Heidelberg P20 – Syarat Keselamatan Kita

Renungan harian

19 April 2021

Katekismus Heidelberg

P20 – Syarat Keselamatan Kita

Pert. Apakah semua orang diselamatkan oleh Kristus, sama seperti mereka telah terkutuk oleh karena Adam?

Jaw. Tidak semua orang (a), tetapi hanya mereka yang oleh iman yang sejati dijadikan anggota tubuh-Nya dan menerima seluruh karunia-Nya (b).

(a) Mat 7:14. (b) Yoh 1:12.

Tuhan Yesus Kristus telah mengorbankan diri-Nya untuk menebus dunia. Ini tidak berarti bahwa semua manusia telah mendapatkan keselamatan itu. Alkitab menyatakan bahwa ada satu syarat agar manusia mendapatkan keselamatan itu yaitu ia harus beriman kepada Tuhan Yesus Kristus. Tidak ada syarat lain yang perlu ditambahkan atau yang bisa menggantikan syarat ini.

Perbuatan baik bukanlah syarat keselamatan tetapi hasil atau buah keselamatan. Ketika seseorang beriman kepada Tuhan Yesus Kristus maka ia menjadi anggota tubuh Kristus, menerima seluruh karunia-Nya, dan diperlengkapi untuk melakukan perbuatan baik yang sudah dipersiapkan Allah sebelumnya.

Memberikan respons terhadap kabar baik itu merupakan bagian yang tidak terhindarkan dari hidup setiap orang. Allah tidak memaksa seorang pun untuk menerima atau menolak Injil-Nya. Inilah kebebasan yang Ia berikan kepada setiap manusia. Manusia harus membuat pilihannya dan menerima segala konsekuensi dari pilihan tersebut.

Katekismus Heidelberg P13 – Pelunasan Hutang Dosa dan Ketidak-berdayaan Manusia

Renungan harian

1 Maret 2021

Katekismus Heidelberg

P13 – Pelunasan Hutang Dosa dan Ketidak-berdayaan Manusia

Pert. Dapatkah kita melaksanakan pelunasan dengan berupaya sendiri?

Jaw. Sama sekali tidak. Bahkan, tiap-tiap hari kita menambah hutang kita (a).

(a) Maz 130:3.

Manusia sudah jatuh ke dalam dosa. Keinginan hatinya adalah kejahatan semata-mata, bahkan dari masa mudanya (Kejadian 8:21). Tidak ada satu manusia pun yang mencari Allah dan berbuat baik (Mazmur 14:2-3). Inilah penilaian Alkitab terhadap semua manusia. Jadi alih-alih melunaskan hutang dosa itu, manusia malah terus menerus menambah hutang dosa dalam hidupnya. Semakin lama manusia hidup, semakin banyak pula dosa yang dilakukannya.

Maka dari itu pelunasan hutang dosa harus diupayakan oleh pihak lain selain manusia berdosa. Mazmur 130:8 memberikan kita petunjuk bahwa Allah-lah yang bertindak untuk melunaskan hutang dosa umat-Nya: Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.

Jaminan Keselamatan dalam Perspektif Allah Tritunggal (STRIC Soteriologi Mei-Juni 2020)

STRIC Soteriologi Mei-Juni 2020

Pdt. Tumpal H. Hutahaean, M.Th.

20 Juni 2020: Jaminan Keselamatan dalam Perspektif Allah Tritunggal

Kita akan membahas tentang jaminan keselamatan dalam perspektif Allah Tritunggal. Bagian Alkitab yang akan kita lihat adalah Yohanes 10:28-30, Roma 8:28-30, Efesus 2:6-8, Yohanes 5:24, 2 Korintus 1:21-22.

PENDAHULUAN

Seseorang yang sudah percaya kepada Kristus melalui ujian waktu karena dosa, penderitaan, kesulitan hidup, kenikmatan hidup dan pikiran, akhirnya murtad. Benarkah pernyataan di atas? Jika keselamatan tidak dapat hilang (sekali selamat tetap selamat), maka bagaimana dengan seseorang yang katanya orang Kristen tetapi sikap hidupnya mau bebas atau tidak taat pada perintah Alkitab? Di sini kita melihat dua macam esktrem. Dan jika keselamatan bisa hilang, bagaimana dengan damai sejahtera yang ia miliki dari Kristus? Apakah hal ini akan membuat ia selalu khawatir akan kehilangan keselamatannya? Alkitab berkata bahwa ketika kita percaya, maka damai Kristus akan memenuhi hati kita dan kita akan dimeteraikan oleh Roh Kudus.

PEMBAHASAN

1) Mengapa iman percaya kita kepada Tuhan Yesus perlu dijamin oleh Allah Tritunggal?

Dunia ini selalu berubah dan manusia harus terus menyesuaikan diri. Di tengah segala perubahan ini kita membutuhkan jaminan. Jaminan yang Tuhan berikan itu tidak mungkin gagal dan sempurna. Alkitab menyatakan bahwa Allah Tritunggal sendiri yang menjamin kita. Ketiga Pribadi ini sempurna. Apapun yang dikerjakan Allah Tritunggal selalu tergenapi. Keselamatan bukanlah karena kekuatan diri kita tetapi karena anugerah Tuhan. Ini karena manusia itu lemah dalam keinginannya (Yudas 1:24). Kristus sudah mematikan potensi dosa dalam diri kita, namun dosa itu masih hadir dalam dunia secara kuat. Di sini kita membutuhkan firman yang senantiasa memenuhi hidup kita. Keselamatan kita tidak hilang karena ada kuasa atau perlindungan Tuhan. Allah Tritunggal berkuasa menopang kita sehingga kita tidak jatuh karena dosa dan keinginan kita. Kita percaya bahwa Allah Roh Kudus akan menegur, menyucikan, dan membarui hati kita. Ada program Tuhan di mana ketika kita mati maka kita pasti mati di dalam Tuhan, bukan dosa. Kita sudah mati terhadap dosa-dosa kita. Kita akan menjadi orang-orang yang memenuhi standar keselamatan karena Allah Tritunggal menopang dan memelihara kita. Kita lemah dalam keinginan kita, namun kita menjadi kuat di dalam Tuhan. Kita bisa menjadi pemenang ketika iman mengarahkan kita kepada salib Kristus.

Iman percaya kita perlu dijamin oleh Allah Tritunggal karena manusia lemah dalam usahanya (bandingkan dengan Roma 8:28-30). Manusia dalam setiap kekuatan dan kekayaannya bisa gagal. Apa yang manusia rancang, yang kelihatan baik, ujungnya bisa menuju maut. Tuhan memiliki program yang baik untuk memproses kita sehingga kita menjadi serupa dengan gambar allah. Itu adalah belas kasihan Tuhan bagi kita yang memang lemah. Kesucian dan kesalehan kita merupakan anugerah Tuhan. Saat Ayub dicobai oleh Setan, ia kehilangan anak-anak dan hartanya. Kemudian Ayub juga kehilangan kesehatannya. Pada tahap awal, Ayub terlihat begitu kuat, namun setelah berdiskusi dengan teman-temannya, kita tahu bahwa Ayub menyesali hari kelahirannya. Jadi sesaleh-salehnya Ayub, ia tetap gagal. Kita tidak akan menemukan titik temu dalam hati kita ketika kita masih mengandalkan kekuatan diri. Ayub diizinkan mengalami pergumulan demi pergumulan sampai dia menemukan titik itu. Setelah itu ia mengalami pemulihan dari Tuhan. Kita bisa saja bukan terhilang tetapi diizinkan mengalami pergumulan sehingga kita memohon belas kasihan Tuhan. Di sana kita harus rendah hati. Jadi segala usaha kita jika tidak dikaitkan dengan Firman Tuhan dan kehendak Tuhan, maka pasti menjadi gagal. Program kita bisa gagal, namun program Tuhan tidak mungkin gagal. Yakobus menulis: Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”, sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap (Yakobus 4:13-14). Manusia tidak bisa menjamin apapun, namun Tuhan memegang semua jaminan. Manusia yang lemah tidak bisa menjamin diri sendiri yang lemah.

2) Jaminan keselamatan dari Allah Bapa

Apa kata Alkitab tentang jaminan keselamatan dari Allah Tritunggal? Pertama-tama kita akan membahas jaminan keselamatan dari Allah Bapa. i) Jaminan dari rencana dan program kekal-Nya (Roma 8:28-30; Efesus 1:3-11, 2:7). Allah Tritunggal memprogram seluruh kehidupan kita dan dunia di dalam nilai kesempurnaan. Allah menciptakan kita baik adanya dan memberikan kita kebebasan. Namun manusia jatuh dalam kebebasan. Apakah ini berarti Allah telah gagal? Tuhan sebenarnya sudah tahu dan Tuhan sudah menyiapkan solusi agar manusia bisa diselamatkan oleh Tuhan Yesus Kristus dan kembali ke dalam program Tuhan sehingga tujuan Tuhan itu tercapai. Setan mau mengagalkan semua rencana Allah, namun rencana Allah tidak mungkin bisa digagalkan. ii) Jaminan dari kuasa-Nya (Yohanes 10:29; Roma 4:21, 8:31-39, 14:4; 1 Korintus 1:8-9; Efesus 3:20; Filipi 1:6; 2 Timotius 1:12, 4:18; Ibrani 7:25; 1 Petrus 1:5; Yudas 24). Apapun yang diberikan Allah Bapa kepada Kristus tidak bisa direbut oleh siapapun juga. Di dalam Kristus kita menjadi ciptaan baru dan mendapatkan keselamatan. Keselamatan itu ditopang oleh Allah. Keamanan dari manusia, sehebat apapun, bisa gagal, namun Allah yang sempurna tidak bisa gagal. Maka dari itu keselamatan kita bersifat kekal.

iii) Jaminan dari kasih-Nya (Roma 5:7-11, 8:31-33). Kita diselamatkan dalam nilai anugerah Tuhan. Kasih Tuhan tidak pernah berubah. Kasih-Nya adalah kasih yang aktif. Kasih itu melengkapi, mengingatkan, dan mengarahkan kita melewati setiap tantangan dan kesulitan sehingga kita tidak terjatuh dalam dosa. Kita bisa terjatuh secara praktis, namun secara esensi iman kita tidak mungkin jatuh. Ketika kita kembali kepada Dia, kasih-Nya itu tidak pernah berubah. Kasih-Nya tidak pernah habis untuk diberikan kepada kita. iv) Jaminan dari kesetiaan-Nya memurnikan kita yang adalah milik-Nya (Ibrani 12:1-11). Allah Bapa akan membentuk kita menjadi anak-anak yang kuat dan berkualitas, bukan gampangan atau murahan. Ia akan mendisiplin kita dan tidak akan segan memukul kita jika kita melenceng. Kita bisa kembali menikmati kebebasan kita namun Allah Bapa akan membawa kita kembali ke jalan-Nya. Ia bisa menghajar hati nurani kita, damai sejahtera kita, dan ketenangan kita jika kita tidak bertobat. Ini semua agar kita menghasilkan buah kebenaran, buah sukacita, dan buah damai sejahtera. Allah Bapa akan senantiasa memerhatikan kita dan membawa kita ke jalur yang benar.

v) Jaminan dari janji-Nya untuk memelihara kita. Perjanjian ini tidak dapat dirusak apalagi ditiadakan oleh kegagalan manusia. Dengan demikian Allah menjanjikan hidup yang kekal (Yohanes 3:15-16, 1 Timotius 1:16, bandingkan dengan Yeremia 31:35-40). Tuhan selalu memberikan pembaruan sehingga kita selalu menjadi baru di dalam Tuhan. Firman Tuhan mengarahkan kita untuk selalu menikmati Dia yang selalu memberikan solusi bagi kita. Jaminan Allah itu manis, pasti, dan kekal. Dengan jaminan tersebut kegagalan umat-Nya melakukan tugasnya tidaklah menjadi masalah bagi Allah. Ia berkuasa menggenapkan tujuan rencana-Nya bagi kita (2 Timotius 1:12, Yudas 24, Yohanes 10:28-29, Filipi 1:6). Tak ada kuasa atau makhluk yang bisa menghalangi atau menyebabkan-Nya gagal (Yesaya 46:10). Setelah menjadi anak Tuhan, Tuhan mau kita memakai kebebasan kita dengan tanggung jawab. Kejatuhan kita tidak akan membuat iman kita menjadi hilang. Allah bisa memanggil kita kembali kepada-Nya. Tidak ada kuasa yang bisa menghalangi kita untuk kembali kepada Allah.

3) Jaminan keselamatan dari Allah Anak

i) Jaminan dari janji-janji-Nya (Yohanes 5:24, 6:37, 27-28). Allah Anak juga memberikan janji. Ia memberikan janji kesatuan dalam Kristus. Janji-Nya itu akan memenuhi kita dan tidak akan berubah. Kita sebagai manusia bisa berubah. Jika perubahan itu membawa kita semakin dekat dengan dunia, maka Tuhan akan menarik kita kembali. Tuhan akan memberikan batasan sehingga kita tidak pergi terlalu jauh. Ketika kita berada dalam jalur yang memuliakan-Nya, maka Ia akan memberikan kebebasan kepada kita. Jadi pada akhirnya hidup kita dibawa untuk memuliakan Tuhan. ii) Jaminan dari doa-Nya (Yohanes 17:9-12, 15, 20). Ada doa-doa yang Tuhan Yesus naikkan kepada Allah Bapa supaya kita senantiasa berada di dalam Dia. Doa-Nya adalah agar iman kita mencapai kedewasaan di dalam Dia. Allah Anak adalah Pendoa syafaat kita. Ia adalah raja, imam, dan nabi. iii) Jaminan dari kematian-Nya (Yesaya 53:5, 11; Matius 26:28; Yohanes 19:30). Kematian Kristus adalah kematian yang mengubah kita. Kematian-Nya memberikan kita kuasa untuk lepas dari dosa. Kematian-Nya merupakan program Allah untuk menebus kita. iv) Jaminan dari kebangkitan-Nya (Roma 6:3-10, Kolose 2:12-15). Kebangkitan Kristus memberikan suatu kepastian bahwa pengharapan dan iman kita itu pasti di dalam Dia. Kebangkitan-Nya membuktikan kemenangan-Nya atas kematian dan kuasa Iblis.

v) Jaminan dari pekerjaan-Nya pada masa kini. Ia terus bekerja bagi kita. Ia melakukan pekerjaan sebagai Pembela bagi kita (1 Yohanes 2:1). Ketika Setan menuduh kita sehingga kita terus merasakan ketakutan dan tidak memiliki damai sejahtera, maka kita tidak akan bisa hidup dalam kesucian dan sukacita Tuhan. Namun Tuhan akan membela kita. Yesus dalam keadilan-Nya akan terus bekerja dalam kehidupan kita supaya kita tidak terjatuh. Ia juga melakukan pekerjaan sebagai Juru-syafaat bagi kita (Ibrani 7:25). Ini agar kita bisa terus menjadi anak-anak-Nya yang benar dan suci. Ia memerhatikan setiap momen dalam hidup kita. Ketika kita taat, maka Allah akan senang. Ketika kita berdosa, maka Allah akan bersedih. Roma 5:10 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! Ayat ini menyatakan jaminan. Damai dalam keselamatan itu pasti akan diberikan kepada kita dan damai itu tetap selama-lamanya. Jika keselamatan itu bisa hilang, maka kita tidak mungkin memiliki damai itu senantiasa. Kita diberikan damai dengan Allah dan sesama serta kita dijadikan pembawa damai. Damai itu tidak akan bisa dikalahkan oleh kenikmatan dan kepuasan dunia.

4) Jaminan keselamatan dari Allah Roh Kudus

i) Ia melahirbarukan orang percaya (Yohanes 3:3-7, Titus 3:5, Yakobus 1:18, 1 Petrus 1:23). Itu berarti orang Kristen memiliki tabiat yang baru untuk rindu melakukan perkara-perkara Allah. Kita diberikan satu pola pikir, afeksi, dan tingkah laku yang baru. Orang yang mengaku Kristen namun tidak mengalami pembaruan ini bisa dikatakan belum sungguh-sungguh mengalami kelahiran baru yang sejati. ii) Ia membaptiskan orang percaya ke dalam tubuh Kristus (Roma 6:3-4, 1 Korintus 12:13, Galatia 3:27, Efesus 4:4-5, Kolose 2:12). Semua anggota dalam tubuh Kristus memiliki relasi, ikatan, dan kebersamaan untuk berjalan dalam kehendak Tuhan. Kita akan mendapatkan sukacita sebagai bagian dari tubuh Kristus. Setiap anggota akan digairahkan untuk melakukan kehendak Allah dalam nilai kerajaan-Nya. Ia tidak akan membiarkan kita terlepas dari ikatan tubuh Kristus. Sebagai orang percaya kita hidup sebagai satu-kesatuan dengan tubuh Kristus. Kalau kita menolak untuk terhisap dalam tubuh Kristus, maka kita sedang mendukakan hati Roh Kudus. Allah Roh Kudus akan menyucikan bakat kita sehingga itu dipakai untuk pekerjaan Tuhan. Tubuh Kristus itu memiliki Kepala yaitu Kristus sendiri yang memimpin kita. Orang percaya bisa mengalami kemunduran karena kesulitan atau situasi, namun ia tidak akan terlepas dari tubuh Kristus. Jika kita mengalami kemunduran rohani, maka kita harus kembali kepada Tuhan supaya kita memperoleh kemenangan iman. Masa pandemi ini tidak boleh kita biarkan menjadi penghalang untuk melayani Tuhan.

iii) Ia tinggal di dalam orang percaya (Yohanes 7:37-39, 14:16; Roma 8:9; 1 Korintus 2:12, 3:16, 6:19; 1 Yohanes 3:24). Allah Roh Kudus tinggal di dalam kita dan tidak akan pernah meninggalkan kita. Ia tidak akan membiarkan kita tidur dalam dosa. iv) Ia memeteraikan orang percaya (2 Korintus 1:22, 5:5; Efesus 1:13-14, 4:30). Meterai itu menyatakan bahwa keselamatan itu sah dan legal serta tidak bisa digugat dan diubah. Kita menjadi milik-Nya dengan kepastian yang teguh. Demikianlah kita melihat bahwa jaminan keselamatan adalah pekerjaan Allah Tritunggal sendiri. Namun demikian orang percaya tetap mempunyai tanggung jawab untuk bertekun dalam iman keselamatannya (1 Petrus 1:5). Tetapi ketekunan ini bukanlah prestasi kita melainkan pemberian Allah juga (Filipi 2:12-13). Tanggung jawab rohani kita menyatakan bahwa kita sungguh-sungguh adalah anak-anak Tuhan yang sejati. Keselamatan seseorang bisa dinilai atau diuji dari aspek tanggung jawab rohani, disiplin rohani, dan target rohani. Allah Roh Kudus akan mendorong kita untuk memiliki ini semua. Ketika kita bisa melakukan ini semua, itupun adalah anugerah Tuhan.

5) Argumen terhadap pandangan Arminian

  1. Melalui uraian tentang jaminan keselamatan di atas, sudah jelas bahwa orang yang tidak bertekun dalam keselamatannya, bukannya hilang keselamatannya? Melainkan memang ia tidak mengalami pengalaman pertobatan yang sejati, dengan kata lain dari mulanya ia tidak memiliki iman yang menyelamatkan (baca Kolose 1:21-23; Ibrani 3:6). Orang yang sungguh-sungguh tinggal di dalam Kristus akan mencapai garis akhir dalam pelayanannya. Jadi ini bergantung pada sampai sejauh mana kita mau dipenuhi oleh Kristus. Kita adalah bait Roh Kudus dan anggota tubuh Kristus. Ia tidak akan meninggalkan kita melainkan selalu menopang kita. Keselamatan itu dikerjakan oleh Allah Tritunggal dalam hidup kita. Oleh karena itu pengharapan kita berada dalam Tuhan. Pengharapan itu menghasilkan perjuangan dalam hidup kita.
  2. Konsep tentang sekali selamat untuk selamanya selamat akan membuat orang Kristen dapat dengan bebas berbuat dosa atau berkubang di dalam dosa. Keberatan ini tidak perlu terjadi karena ajaran Alkitab sama sekali tidak memberikan izin untuk orang percaya semaunya berbuat dosa atau bermain-main dengan dosa. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa kita yang sudah hidup di dalam Kristus tidak lagi berbuat dosa (1 Yohanes 2:1). Allah mengimbangi ajaran ini dengan hukuman (1 Korintus 11:30-32) dan ganjaran yang tidak menguntungkan (2 Korintus 5:10, 1 Korintus 3:15, Kolose 3:25). Allah akan menegur hati nurani kita ketika kita berdosa. Kita akan dibawa kembali ke dalam kesucian sehingga hidup kita menjadi kudus. Orang percaya tidak bisa terus menerus mempermainkan kesucian Tuhan karena Tuhan tidak akan tinggal diam. Ia akan memberikan disiplin rohani sehingga anak-anak-Nya kembali ke jalan yang benar. Tuhan akan menghentikan orang-orang percaya yang terus menerus menjadi batu sandungan bagi orang lain.

6) Tinjauan hermeneutik tentang 100 ayat dari pandangan Arminian

i) Ayat-ayat di bawah ini berkenaan dengan guru palsu: Matius 7:15-23, 24:11; 2 Korintus 11:13-15, 1 Timotius 4:1; 2 Petrus 2:1-22, 3:16-17; 1 Yohanes 2:9; 2 Yohanes 1:7, Yudas 4, 10-16; Wahyu 22:18-19. Dalam zaman ini pun para guru palsu masih ada. Ini tidak akan berakhir sampai akhir zaman.

ii) Ayat-ayat ini berkenaan dengan tindakan pertobatan: Matius 10:32-33; Yohanes 8:51; 1 Korintus 15:1-2; 2 Korintus 13:5; Kolose 1:23; Ibrani 2:1-4, 12:25, 12:29; Yakobus 2:14-26; 1 Yohanes 3:6, 8-9, 5:18; 2 Yohanes 1:9. Orang-orang yang sudah sungguh-sungguh bertobat akan menyatakan tindakan pertobatan.

iii) Ayat-ayat ini berkenaan dengan pahala Kristen: 1 Korintus 3:11-15; 2 Korintus 5:9-10; Galatia 6:9; Kolose 3:24-25; 2 Timotius 2:12; Yakobus 1:12; 2 Yohanes 1:18; Wahyu 2:7, 11, 17, 26, 3:5, 12, 21. Orang percaya bisa melakukan pelayanan dengan cara atau motivasi yang salah. Ketika diuji dengan api, ternyata pelayanannya bisa terbakar habis karena tidak tahan uji. Namun itu bukan berarti bahwa orang itu tidak diselamatkan.

iv) Ayat-ayat ini berkenaan dengan kehilangan perkenanan Allah: 1 Korintus 9:27, 10:5; Ibrani 3:11-19, 4:1-16, 12:14-15. Orang itu tidak kehilangan keselamatan tetapi kehilangan perkenanan Tuhan. Itu bisa terjadi karena hidupnya masih mengandung kelemahan emosi dan dosa tertentu.

v) Ayat-ayat ini berkenaan dengan hajaran Allah: Roma 14:23; 1 Korintus 11:29.

vi) Ayat-ayat ini berkenaan dengan hidup berbuah, kesaksian, dan kedewasaan orang Kristen: Matius 5:13, 1 Yohanes 2:24. Orang Kristen pasti berbuah dalam hidupnya. Ia pasti menjadi kesaksian hidup. Kedewasaannya dalam Kristus akan tampak nyata. Orang yang sementara waktu belum berbuah, belum tampak kesaksiannya, atau belum tampak kedewasaannya, tidak berarti telah kehilangan keselamatannya.

vii) Ayat-ayat ini berkenaan dengan orang-orang percaya yang dipengaruhi oleh ajaran palsu: 2 Korintus 11:2-4; Galatia 5:4; Kolose 2:4, 8, 18; 1 Tesalonika 3:5; 1 Timotius 1:6, 19-20, 6:20-21; 2 Timotius 2:18, 26. Mungkin saja ada orang-orang Kristen sejati yang masih berada dalam Gereja-Gereja yang sesat atau yang saat ini masih tersesat dalam ajaran filsafat dunia. Namun keselamatan mereka tidak hilang.

viii) Ayat-ayat ini berkenaan dengan dosa yang membawa kepada kematian: Kisah Para Rasul 5:1-11, Roma 6:16, 8:13; 1 Korintus 5:5, 11:30; Ibrani 6:4-20, 10:26; Yakobus 1:13-15, 5:19-20; 1 Yohanes 5:16. Orang Kristen sejati bisa dimatikan oleh Tuhan ketika hidupnya telah menjadi batu sandungan. Namun keselamatan orang itu tidak hilang.

ix) Ayat-ayat ini berkenaan dengan dosa yang tidak terampunkan: Matius 12:31-32. Orang yang seperti ini memang dari awal mulanya tidak sungguh-sungguh percaya.

x) Ayat-ayat ini berkenaan dengan bangsa Israel dan masa kesesakan: Matius 22:1-13, 24:13, 24:45-51, 25:1-30; Lukas 13:23-30.

xi) Ayat-ayat ini berkenaan dengan bangsa kafir: Roma 11:13-24, khususnya ayat 21 dan 22. Jadi mereka memang bukan kaum percaya tetapi orang-orang kafir.

xii) Ayat-ayat ini berkenaan dengan kesaksian Gereja setempat: Wahyu 3, khususnya 3:2, 3, 15, 16; 2:4-5. Tuhan pada zaman akhir pun terus mengingatkan Gereja-Nya agar menjadi Gereja yang suci yang memuliakan Tuhan.

xiii) Ayat-ayat ini berkenaan dengan yang setuju hanya dengan kepala tetapi tidak dengan hati: Matius 13:1-8, 18-23; Lukas 11:24-28; Yohanes 6:66. Tuhan mau hati kita mengikut hati-Nya.

xiv) Ayat-ayat ini berkenaan dengan penghancuran Yerusalem oleh Nebukadnezar: Yehezkiel 3:18-21, 33:8.

xv) Ayat-ayat ini berkenaan dengan persoalan-persoalan tertentu seperti pengampunan Kristen: Matius 18:23-35. Ini tidak berarti kita tidak diselamatkan karena pengampunan kita habis.

xvi) Ayat-ayat ini berkenaan dengan orang-orang tertentu:

  1. Esau (Ibrani 12:16-17). Kisah ini menunjukkan pada kisah dalam Kejadian 25:27-34, 27:1-46. Ayat-ayat ini berkenaan dengan hak dan berkat kesulungan, sama sekali tidak berkenaan dengan doktrin keselamatan. Tak ada bukti dalam Alkitab jika Esau adalah orang yang pernah diselamatkan.
  2. Bileam (Bilangan 22-24). Bileam adalah seorang nabi sewaan yang cuma menjadi nabi penjaja karunia yang ia miliki. Ia adalah nabi yang bisa dibeli dengan uang. Tiga bagian Perjanjian Baru menyatakan dengan jelas bahwa ia tidak pernah diselamatkan (2 Petrus 2:15, Yudas 11, Wahyu 2:14).
  3. Saul. Apakah raja pertama Israel ini adalah orang yang diselamatkan? Ada yang mengatakan bahwa Saul adalah orang yang diselamatkan berdasarkan: 1 Samuel 11:6, 12:13, 14:35, 15:30-31. Tetapi jika kita meneliti dengan lebih saksama tampaklah bahwa Saul belum pernah memiliki keselamatan itu: 1 Samuel 13:13-14; 14:37, 44; 15:22-23; 16:14; 18:10-12; 20:30-33; 22:17; 28:6, 16.
  4. Yudas. Yudas adalah seorang pengkhianat yang paling terkenal di dunia. Apakah ia diselamatkan? Alkitab menjawab dengan tegas tidak. Lihat Lukas 22:3, 22; Yohanes 6:70-71, 12:4-6, 13:27.
  5. Simon (Kisah Para Rasul 8:5-25). Dalam Yohanes 2:23-25 dicatat ada banyak orang yang mau percaya kepada Tuhan Yesus karena melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya, tetapi Yesus sendiri tidak memercayakan diri-Nya karena Ia tahu apa yang ada di dalam hati mereka. Orang-orang ini tertarik pada mukjizat, tetapi tuli terhadap berita-Nya. Sama halnya dengan Kisah Para Rasul 8. Meskipun Simon percaya (mungkin berdasarkan mukjizat Filipus – Kisah Para Rasul 8:6), dan sudah dibaptis (Kisah Para Rasul 8:13) tetapi tidak ada petunjuk bahwa ia bertobat dan diselamatkan (secara khusus lihat ayat 20-23). Kita percaya kepada Tuhan dengan dasar Firman Tuhan, bukan dasar mukjizat.
  6. Anak yang hilang (Lukas 15:11-32). Apa maksud Yesus dengan perumpamaan ini? Maksud Yesus adalah menekankan sukacita di surga jika seorang di bumi bertobat. Hal ini tampak dalam ayat 7, 10, 32. Apakah kisah pertobatan di sini adalah kisah orang yang terhilang kemudian ia datang dan diselamatkan ataukah ia orang yang sudah diselamatkan namun kemudian jatuh dan akhirnya dipulihkan kembali? Anakbungsu dan sulung itu memang dari awal tidak mengenal bapanya. Anak bungsu itu kembali karena menyadari dosanya dan mau memohon pengampunan dari bapanya. Namun anak sulung itu sama sekali tidak mau menerima adiknya yang kembali.
  7. Demas (2 Timotius 4:10). Ayat ini merupakan ayat yang sedih di mana Paulus tuliskan mengenai rekannya. Kita sebelumnya sudah membaca mengenai persekutuannya dengan rasul Paulus dan Lukas (Kolose 4:12). Apa yang terjadi di sini tampaknya sama dengan apa yang pernah dilakukan oleh Markus dalam Kisah Para Rasul 13:13. Demikianlah Demas meninggalkan Paulus pada saat ia sangat membutuhkannya. Markus sendiri akhirnya kembali (2 Timotius 4:11). Mungkin Demas pun akhirnya demikian jika saja kita mempunyai informasi yang lebih lanjut mengenai dirinya. Melalui kisah ini kita tidak bisa berkesimpulan bahwa keselamatan bisa hilang.

xvii) Ayat-ayat ini berkenaan dengan kitab kehidupan: Keluaran 32:32-33; Mazmur 69:28; Daniel 12:21; Filipi 4:3; Wahyu 3:5, 13:8, 17:8, 20:12, 21:27, 22:19; Lukas 10:20; Roma 9:3.

  1. Kitab kehidupan fisik (Keluaran 32:30-32). Musa di sini menjadikan dirinya sebagai korban pengganti secara fisik bagi bangsa Israel yang telah membuat Allah sangat murka karena dosa menyembah anak lembu emas. ‘Biarlah mereka dihapuskan dari kitab kehidupan, janganlah mereka tercatat bersama-sama dengan orang-orang yang benar’ (Mazmur 69:29). Daud dengan jelas dalam Mazmur di atas menunjuk kepada kematian fisik musuh-musuhnya. Jadi bagian ini bukan mau menyatakan bahwa keselamatan bisa ditawar atau diberikan kepada orang lain.
  2. Kitab kehidupan kekal (Lukas 10:20 – Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di surga). Demikianlah akhirnya dapat kita simpulkan bahwa keselamatan yang Allah berikan kekal adanya. Sekali diselamatkan tetap diselamatkan.

KESIMPULAN

Jaminan keselamatan hanya berdasarkan kasih Allah. Keselamatan bukanlah karena usaha atau perbuatan kita. Janji Allah Bapa itu pasti dan tidak mungkin bisa gagal. Yesus telah menggenapkan keselamatan dan kita sudah dibayar lunas oleh Dia. Kita dimeteraikan oleh Allah Roh Kudus sehingga kita menjadi milik Tuhan. Allah Tritunggal mengerjakan seluruh keselamatan itu dengan sempurna dan kekal.

Q & A.

Q. Apakah tubuh Kristus ditetapkan di dalam kekekalan?

A. Anggota tubuh Kristus ditetapkan di dalam kekekalan. Gereja didirikan oleh Kristus sendiri. Seluruh program Tuhan berkenaan dengan Gereja-Nya sudah ditetapkan dalam kekekalan.

Q. Istilah dihisap ke dalam tubuh Kristus apakah ada di dalam Alkitab?

A. Ini maksudnya adalah kita akan terlibat dalam tubuh Kristus. Surat Efesus menyatakan bahwa kita dipilih, dimeteraikan, dan dipersatukan dalam Kristus. Jadi tidak ada lagi tembok pemisah. Kita sudah terhisap dalam nilai kesatuan dengan Kristus dan di dalam Kristus. Kita bersatu dalam kebenaran dan terang Tuhan. Maka dari itu tidak ada lagi pembedaan dalam Gereja berdasarkan suku, uang, dan lainnya.

Q. Kita dapat mencapai target rohani dalam kehidupan. Target siapakah itu? Jika target Allah, maka bagaimana kita dapat menggenapkan hal itu?

A. Kita memiliki target ketaatan dalam hal praktis seperti membaca Alkitab, menghidupi Alkitab, melakukan penginjilan, memberikan persembahan, dan lainnya. Semua target itu tercatat dalam Alkitab. Kita akan dimampukan untuk menggenapkan semua itu. Gereja yang sehat akan mengerjakan visi-misi yang benar. Itu harus kita dukung. Jadi target rohani itu tidak hanya bersifat pribadi tetapi juga bersifat komunal.

Q. Apakah artinya seseorang dilahirkan dari rahim orang Kristen? Apakah ini termasuk dalam rencana keselamatan setiap orang atau tanda orang pilihan? Mengapa meskipun dilahirkan dalam rahim Kristen seseorang bisa murtad? Padahal Allah sudah punya rencana untuk setiap orang sejak dalam kandungan.

A. Pilihan itu bersifat rohaniah, bukan alamiah atau fisik. Jadi terlahir dalam keluarga Kristen tidak menjadi jaminan seseorang pasti diselamatkan. Keselamatan itu bersifat pribadi, bukan karena mengikuti keluarga. Allah sudah memilih suatu umat bagi-Nya dari sejak kekekalan.

(Transkrip ini belum diperiksa oleh pengajar – TS)