Katekismus Heidelberg P45 – Manfaat Kebangkitan Kristus

Renungan harian

11 Oktober 2021

Katekismus Heidelberg

P45 – Manfaat Kebangkitan Kristus

Pert. Apa manfaat kebangkitan Kristus bagi kita?

Jaw. Pertama, oleh kebangkitan-Nya Dia telah mengalahkan maut, supaya Dia dapat memberikan kepada kita kebenaran yang telah diperoleh-Nya dengan kematian- Nya (a). Kedua, oleh kuasa kebangkitan itu kita pun dibangkitkan untuk menempuh kehidupan yang baru (b). Ketiga, bagi kita kebangkitan Kristus menjadi jaminan kebangkitan kita yang membahagiakan (c).

(a) Rom 4:25. (b) Rom 6:4. (c) 1Ko 15:22.

Sebagian penjelasan Zacharias Ursinus:

Kebangkitan Kristus memberi manfaat bagi Kristus dan kita yang percaya:

Dengan kebangkitan-Nya, Kristus dinyatakan sebagai Anak Allah yang tunggal, yang di mana Ia sendiri adalah Allah (Roma 1:4). Ia bangkit karena kuasa-Nya sendiri “Dalam Dia ada hidup” (Yohanes 1:4a) dan “Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri” (Yohanes 5:26).

Manfaat kebangkitan Kristus bagi kita adalah sama dengan manfaat kematian Kristus. Kebangkitan Kristus memberikan kesaksian bahwa Ia telah menjadi korban yang sempurna untuk dosa-dosa kita. Satu saja dosa akan membuat-Nya tidak menang atas kematian.

Manfaat kedua adalah karunia Roh Kudus. Yohanes 7:39b sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.

Manfaat ketiga adalah kebangkitan tubuh kita yang percaya. Roma 8:11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.

Manfaat lainnya adalah Kristus terus menyertai dan menjaga kita. Ini tidak mungkin Ia lakukan jika Ia tidak bangkit.

Kebersamaan di dalam Tuhan

Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati. (Yohanes 21:14)

 

Tuhan Yesus sudah sebanyak tiga kali menyatakan kepada para murid-Nya bahwa Ia akan mati namun akan bangkit pula. Meskipun sudah dinyatakan sebanyak tiga kali, para murid hanya dapat menangkap sebagian kebenaran yaitu “Yesus akan mati” dan berhenti pada kalimat tersebut. Mereka pada saat itu belum dapat mengerti apa arti kebangkitan yang disebutkan oleh Yesus. Kalimat Yesus mendatangkan kesedihan bagi mereka, bukan karena Tuhan tetapi karena mereka tidak mengerti ucapan tersebut. Pembaca Alkitab yang belum mengerti arti kebangkitan, jika membaca bagian ini, dapat mengalami kesedihan yang sama. Dalam Yohanes 21, Tuhan Yesus menampakkan diri kepada para murid yang pada saat itu berpikir bahwa Yesus sudah mati dan tidak mungkin bangkit. Apa yang tertulis dalam pasal ini dapat mengajarkan kepada para pembaca tentang perbandingan antara kebersamaan tanpa kesadaran akan Tuhan yang hidup dan kebersamaan dengan kesadaran akan Tuhan yang hidup.

 

Continue reading “Kebersamaan di dalam Tuhan”