Kemuliaan Kepada Tuhan

Lirik

Crosby, Fanny J.

(lahir 24 Maret 1820, Putnam Co., NY; meninggal 12 Februari 1915, Bridgeport, CT)

Musik

Done, William H.

(lahir 3 Februari 1832, Preston, CT; meninggal 24 Desember 1915, South Orange, NJ)

Kisah penebusan, wahyu Allah tentang kebenaran ilahi, dan harapan kekal dibungkus erat dalam lagu Injil pribadi ini dengan refrein pujiannya. Keselamatan adalah tindakan kasih terbesar Allah (Ibrani 2:3); keselamatan dibeli oleh darah Kristus (Imamat 17:11, Ibrani 9:12), dan tersedia bagi semua orang (Roma 4:5; Lukas 23:43). Untuk kabar baik itu di setiap bait, refrein menjawab, “Puji Tuhan”

Bait terakhir melampaui pertobatan awal untuk berbicara tentang pembelajaran, pertumbuhan Kristen dan pengalaman “lebih besar” yang akan datang, “pengangkatan” (kegembiraan yang menawan) melihat Yesus muka dengan muka di rumah kekal orang percaya.

Himne ini ditulis sekitar tahun 1870 dan diperkenalkan oleh penginjil Dwight L. Moody dan Ira Sankey dalam pertemuan-pertemuan di Inggris Raya pada tahun 1873. Karena beberapa alasan, himne ini tidak pernah populer di Amerika Serikat sampai 75 tahun kemudian. Anggota tim penginjilan Billy Graham telah mempelajari dan menggunakannya dalam perang salib mereka di Inggris dan membawanya kembali ke negara ini sekitar tahun 1950.

Lagu ini disusun untuk teks ini dan menangkap kegembiraan dari kata-katanya. Himne ini harus dinyanyikan dengan penuh semangat: “biarkan orang-orang bersukacita.”

R.J.S.

Mengenal Allah dengan Iman dan Rasio

Kutipan oleh Stephen Tong dari buku “Hati yang Terbakar” Vol. 1A (Surabaya: Momentum, 2014), hal. 15-16.

Kebudayaan Yunani dan Ibrani  merupakan dua sumber yang menjadi fondasi pembentukan seluruh kebudayaan Barat dan seluruh pengembangannya. Dari kebudayaan Ibrani, dunia Barat menemukan iman; dari kebudayaan Yunani, mereka menemukan rasio; dan keduanya saling bertentangan di sepanjang abad dalam sejarah. Di dalam sumber yang pertama, yaitu sistem kepercayaan orang Ibrani, yang merupakan wujud kekaguman terhadap apa yang diberikan melalui wahyu Allah, mereka melihat fakta yang tidak dapat mereka tolak, dan mereka hanya dapat menerimanya, dan pada akhirnya memuji dan berbakti kepada Allah. Dari sumber yang kedua, yaitu sistem berpikir (filsafat) orang Yunani, mereka didorong untuk menyelidiki dan menganalisis, serta mencatat penemuan-penemuan mereka secara sistematis, sehingga mengakibatkan terjadinya perkembangan dan pengetahuan di dunia Barat. Sebenarnya, keduanya bersumber dari Allah sendiri. Kalau orang Yunani menggali pengertian dari wahyu umum (dalam alam), maka orang Ibrani menerima wahyu khusus (dalam Alkitab); jika keduanya digabung menjadi satu, maka kita akan mengetahui bagaimana menggunakan rasio dengan sebaik-baiknya dan sesudah itu mengetahui bagaimana memuji Allah. Ketimpangan akan terjadi jika kita memuji Allah tanpa mengerti apa-apa, tanpa menyelidiki atau mempelajari doktrin, percaya tanpa pengertian yang benar. Yang sebaliknya juga akan timpang, yakni jika kita hanya mempelajari segala doktrin tanpa mengenal Allah, dan tidak percaya kepada wahyu Allah. Dua pola ini merupakan pola dari banyak orang Kristen pada saat ini. Banyak orang Kristen yang belajar dan belajar terus, bahkan belajar theologi, tetapi pada akhirnya tidak percaya kepada Allah, tidak percaya akan wahyu Allah, karena mereka menjadikan Alkitab sebagai objek rasio mereka. Golongan lainnya menolak segala pemikiran theologi, yang dianggap mematikan iman, dan hanya mementingkan memuji Tuhan tanpa mengerti secara benar wahyu Allah.

Injil Kemuliaan Kristus

Kutipan oleh John Piper dalam buku “Melihat dan Menikmati Yesus Kristus” (Surabaya: Momentum, 2013) halaman 6.

Injil Kristen adalah “Injil kemuliaan Kristus” karena tujuan finalnya adalah kita dapat melihat dan menikmati dan menyatakan kemuliaan Kristus. Karena kemuliaan Kristus tidak lain adalah kemuliaan Allah. “Ia adalah cahaya kemuliaan Allah yang tidak terlihat” (Kolose 1:15). ketika cahaya Injil menyinari hati kita, itu adalah ‘terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus’ (2 Korintus 4:6). Dan ketika kita ‘bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah’ (Roma 5:2), pengharapan itu adalah ‘pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus’ (Titus 2:13). Kemuliaan Kristus adalah kemuliaan Allah.