Mencukupkan Diri dalam Kelimpahan

…aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan (Filipi 4:11).

Paulus telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan termasuk kelimpahan (ayat 12). Kita sebagai orang Kristen, seperti Paulus, harus mempelajari hal ini. Mencukupkan diri dalam kekurangan itu memang bukanlah hal yang mudah, namun kondisi kekurangan itu akan memaksa kita, suka maupun tidak, untuk mencukupkan diri. Ketika nyawa kita sedang terancam karena kekurangan, maka akan ada dorongan yang kuat agar kita mencukupkan diri dan belajar beradaptasi agar bisa tetap bertahan hidup dalam situasi kekurangan itu.

Namun lain halnya ketika kita berada dalam kelimpahan. Kelimpahan itu tidak akan memaksa kita untuk mencukupkan diri. Sebaliknya, kelimpahan itu akan menggoda kita untuk berfoya-foya. Jika kita tidak memiliki pengendalian diri yang kuat, maka kita akan mengikuti godaan itu dan mengabaikan perintah Tuhan tentang mencukupkan diri dalam segala keadaan. Banyak pemenang lotre berfoya-foya setelah mendapatkan banyak uang. Dalam waktu yang relatif singkat, semua uang hadiah tersebut akan habis lenyap dan ia kembali ke kondisinya yang mula-mula. Itulah yang terjadi pada anak bungsu yang hilang (Lukas 15:13-14), malah ia menjadi lebih terpuruk daripada kondisi awalnya.

Orang yang terbiasa hidup berfoya-foya akan menderita ketika ia menghadapi masa kekurangan. Ia sudah terbiasa bergantung pada kekayaan dan ia pasti menderita ketika pengharapannya telah lenyap. Di dalam bagian lain Paulus menulis 1 Timotius 6:17 Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. Tuhan tidak melarang kita untuk menjadi orang kaya seperti Abraham, tetapi Ia tidak mau kita menjadi orang yang bergantung pada kekayaan. Seperti pesan dalam ayat di atas, kita seharusnya bergantung kepada Allah yang memberikan kenikmatan bagi kita. Maka dari itu sudah seharusnya kita mencukupkan diri dalam segala hal, termasuk dalam kelimpahan. Itu adalah bagian dari penguasaan diri yang adalah salah satu aspek dari buah Roh (Galatia 5:23).