Kitab Pengkhotbah

Oleh Vik. Inawaty Teddy

Beberapa kesalahpahaman terhadap kitab pengkhotbah:

  1. Kitab yang menunjukkan kesia-siaan hidup tanpa Tuhan.
  2. Kitab yang merupakan pemikiran orang yang jauh dari Tuhan.
  3. Kitab yang mengajarkan bahwa pengalaman dunia hanya akan menuju pada pesimisme.

Hal-hal yang perlu direnungkan dalam kitab Pengkhotbah:

  1. Alkitab dituliskan utk umat Allah.
  2. Kitab ini berulang kali menyuruh umat utk hidup dalam “takut akan Allah” (bdk. Pengkhotbah 3:14; 5:6; 7:18; 8:12-13 [3x]; 12:13).
  3. Refrain  yg muncul 6x “Tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada makan dan minum dan bersenang-senang dalam jerih payahnya. Aku menyadari bahwa inipun dari tangan Allah” (Pengkhotbah 2:24; 3:12-13; 3:22; 5:18-19; 8:15; 9:7-9).
  4. Pengkhotbah juga terus mengingatkan bahwa Allah akan mengadili orang benar & orang fasik (Pengkhotbah 3:17; 8:12-13; 11:9; 12:14).
  5. Akhir kata dari kitab Pengkhotbah adalah “takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang” (Pengkhotbah 12:13).
  6. Pengkhotbah melihat dirinya sebagai orang yang berhikmat, memberikan kebenaran secara jujur (Pengkhotbah 12:9-10), yang diberikan oleh satu Gembala (Pengkhotbah 12:11).

Arti kata “Hebel” (bahasa ibrani) = sia-sia

  • Hebel terutama berarti “nafas,” “angin.
  • Bukan berarti sia-sia dalam arti tidak ada gunanya.
  • Lebih menunjukkan kepada kesingkatan hidup/kefanaan atau misteri.

Arti “di bawah matahari” = Bukan berarti dunia orang tidak percaya. Melainkan berarti dunia di bawah matahari, yang telah jatuh dalam dosa.

Inti Kitab Pengkhotbah:

  1. Kita hidup di bawah matahari, yg penuh dgn dosa dan ketidakadilan – dimana manusia harus bekerja dgn susah payah, & kemudian mati (bdk. Kej. 3:17-19).
  2. Banyak hal yang tidak dapat kita kontrol (bdk. Pengkhotbah 3:1-8).
  3. Allah memberikan pekerjaan untuk melelahkan anak-anak manusia (Pengkhotbah 3:10).
  4. Kita tdk mengerti apa yang dilakukan oleh Allah dr awal smp akhir (Pengkhotbah 3:11b).
  5. Namun ingat Allah mengontrol segala sesuatu, (Pengkhotbah 3:11a, 14).
  6. Solusi dalam kehidupan: Takut akan Allah dan berpegang pada perintah-perintah-Nya, (Pengkhotbah 12:13) dan Nikmatilah hidup ini karena ini adalah pemberian Allah, (Pengkhotbah 2:24, 3:12-13, dll).

Pengkhotbah 1:1-18

Pergumulan Arti Kehidupan (Pengkhotbah 1:1-11)

  • Pengkhotbah adalah anak Daud, raja di Yerusalem (Pengkhotbah 1:1), dan raja atas Israel di Yerusalem (Pengkhotbah 1:12)  Pengkhotbah adalah Salomo.
  • Motto Pengkhotbah: “Kesiaan-siaan belaka, kesia-siaan, segala sesuatu adalah sia-sia” (Pengkhotbah 1:2; 12:8). Kata sia-sia (hebel) lebih tepat diterjemahkan sebagai “kefanaan.”
  • Pergumulan Pengkhotbah: “Apa gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari?” (Pengkhotbah 1:3; bnd. 1:22; 3:9).
  • Keturunan yg pergi & datang dikontraskan dengan bumi yg tetapi ada (Pengkhotbah 1:4) – penekanan pada kefanaan hidup manusia.
  • Bumi yang tetap ada, diwakili oleh matahari, angin, dan sungai, tetapi semuanya juga sangat monoton (Pengkhotbah 5-7).        
  • Kehidupan  manusia juga tidak memuaskan: manusia jemu dengan perkataan yang diucapkan, dengan apa yang dilihat, dan dengan apa yang didengar (Pengkhotbah 8).
  • Tidak ada sesuatu yang baru di bawah matahari (Pengkhotbah 1:9-10).
  • Tidak ada kenang kenangan pada mereka yg hidup sebelumnya (Pengkhotbah 1:11).

Pencarian arti hidup melalui hikmat (Pengkhotbah 1:12-18)

  • Menyelidiki apa yang terjadi merupakan pekerjaan yang menyusahkan dari Allah (ayat 13).
  • Ternyat hikmat juga tidak dapat mengerti apa yang Allah kerjakan, (ayat 14; Bdk.  8:16-17).
  • Hikmat tidak dapat meluruskan apa yang telah dibengkokkan Allah, (ayat 15; bdk. 7:13).
  • Walaupun pengkhotbah adalah orang yang paling berhikmat tetapi tetap tidak dapat mengerti (ayat 17).
  • Bahkan dalam hikmat terdapat banyak susah hati. (ayat 18) à Hikmat juga tidak dapat mengerti semua yang terjadi & karenanya tidak dapat mengerti arti hidup secara keseluruhan.

Pengkhotbah 2:1-26

Pencarian arti hidup melalui kesenangan (Pengkhotbah 2:1-11)

  • Pengkhotbah mencari arti hidup melalui semua kesenangan, tetapi akal budinya tetap dipimpin hikmat (ayat 1-3).
  • Semua kesenangan yang dikejar manusia dilakukan (ayat 4-10).
  • Ternyata kesenangan juga tidak dapat memberikan arti hidup, (ayat 11).

Pencarian arti hidup melalui hikmat kembali (Pengkhotbah 2:12-26)

  • Hikmat sangatlah baik & menuntun orang untuk hidup dengan baik (ayat 13-14).
  • Namun hikmat tidak dapat menyelesaikan masalah kematian – orang berhikmat juga harus mati (ayat 15-16).
  • Pengkhotbah kesal karena harus mati & meninggalkan karyanya & tidak tahu pewarisnya berhikmat atau tidak (ayat 17-19).
  • Pengkhotbah frustrasi karena hasil jerih payahnya harus ditinggalkan kepada yang tidak berjerih payah (ayat 20-23).
  • Karena tidak ada solusi yang dapat manusia berikan, maka yang terbaik adalah menikmati makan, minum, dan jerih payah kita karena itu pun pemberikan Allah (ayat 24-26).

Inti Pengkhotbah 3:1-5

  • Manusia tidak dapat mengontrol apa yang terjadi (ayat 1-8).
  • Karenanya ada pertanyaan: Apa untung dari yang dikerjakan dengan susah payah? (ayat 9).
  • Namun manusia tetap harus melelahkan diri krn itu dr Allah (ayat 10).
  • Untunglah, Allah akan membuat segala sesuatu indah pada waktunya.

Catatan:

  • Keseluruhan merism 3:2-8:

Awal:  waktu untuk lahir, meninggal

Akhir: waktu untuk perang, damai

  • Lihat yang paling awal & akhir: Allah melahirkan kita untuk berakhir dengan shalom bersamanya.
  • Namun ada tambahan masalah, manusia diberikan kekekalan dalam hati mrk, namun tidak mengerti apa yang Allah lakukan (ayat 11b).
  • Dengan demikian, tidak ada yg lebih baik daripada menikmati hidup ini yang juga merupakan pemberian Allah (ayat 12-13).

Hikmat Pengkhotbah

  • Banyak ketidakadilan di bawah matahari (Pengkhotbah 3:16; 4:1).
  • Manusia sering tidak melihat perbedaan antara manusia dengan binatang, padahal roh manusia kekal & roh binatang tidak kekal (Pengkhotbah 3:18-22).
  • Kita dpt hidup dengan tenang jika bersedia menerima apa yang menjadi bagian kita (Pengkhotbah 4:6).
  • Bekerja sama lebih baik daripada bekerja sendirian (Pengkhotbah 4:9-12).
  • Popularitas merupakan sesuatu yang fana (Pengkhotabah 4:13-16).
  • Mempersembahkan korban kepada Tuhan dengan sikap hati yang tidak benar adalah dosa (Pengkhotbah 4:17).
  • Jangan bernazar dengan sembarangan (Pengkhotbah 5:1-5).
  • Keterbatasan kekayaan:

Semakin orang mencintai uang semakin akan tidak puas (Pengkhotbah 5:9).

Kekayaan menarik orang-orang yang mau mengambil untung (Pengkhotbah 5:10).

Orang kaya hidup dengan tidak tenang, (Pengkhotbah 5:11).

Kekayaan dapat mencelakan (Pengkhotbah 5:12).

Kekayaan tidak dapat dibawa ketika mati (Pengkhotbah 5:14-16).

Kekayaan belum tentu dapat dinikmati (Pengkhotbah 6:1-2).

  • Nama yang harum sangat penting & hari kematian lebih baik dari hari kelahiran (Pengkhotbah 7:1).
  • Lebih baik ke rumah duka daripada ke rumah pesta (Pengkhotbah 7:4).
  • Tidak berhikmat mengatakan zaman dulu lebih baik (Pengkhotbah 7:10).
  • Hari mujur maupun hari malang adalah dari Allah (Pengkhotbah 7:14).
  • Jangan berpikir bahwa kesalehan yang sempurna dapat menjawab segala masalah (Pengkhotbah 7:15-18).
  • Manusia tidak dapat menyelami pekerjaan Allah (Pengkhotbah 8:16-17).
  • Bukan yang cepat atau yang kuat atau yang cerdas yang pasti menang, karena waktu & kesempatan terjadi pada semua (Pengkhotbah 9:11-12).
  • Hikmat lebih baik dari kuasa tetapi hikmat tetap ada kelemahannya (Pengkhotbah 9:13-10:11).

Hikmat orang miskin tidak didengar (Pengkhotbah 9:16).

Satu kebodohan dapat merusak banyak hal yang baik (Pengkhotbah 9:18; 10:1).

Hikmat tidak berguna jika tidak dilaksanakan pada waktu yang tepat (Pengkhotbah 10:11).