Kedamaian dalam Kematian Orang Benar

Orang benar binasa, dan tidak ada seorangpun yang memperhatikannya; orang-orang saleh tercabut nyawanya, dan tidak ada seorangpun yang mengindahkannya; sungguh, karena merajalelanya kejahatan, tercabutlah nyawa orang benar dan ia masuk ke tempat damai; orang-orang yang hidup dengan lurus hati mendapat perhentian di atas tempat tidurnya (Yesaya 57:1-2).

Apakah orang benar selalu berumur panjang dan orang jahat selalu berumur pendek? Pengkhotbah 7:15 menjawab: tidak (…ada orang saleh yang binasa dalam kesalehannya, ada orang fasik yang hidup lama dalam kejahatannya). Alkitab memang berbicara tentang pemeliharaan Tuhan bagi orang benar, namun ini bukan berarti orang benar tidak mungkin meninggal di usia muda. Tuhan juga tidak pernah berjanji bahwa orang benar pasti meninggal dengan damai. Orang benar bisa meninggal karena dibunuh oleh orang fasik. Contohnya adalah Habel (Kejadian 4) dan Stefanus (Kisah Para Rasul 7:59-60).

Orang benar bisa meninggal dengan tanpa ada seorang pun yang memerhatikannya dan mengindahkannya. Ini adalah suatu hal yang menyedihkan tetapi inilah fakta kehidupan di dalam dunia yang berdosa. Adanya kejahatan itu menyebabkan kematian orang benar. Meskipun tidak ada seorang manusia pun yang memerhatikannya, Allah memerhatikannya. Mazmur 116:15 Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya.

Allah berbelas kasihan kepada orang benar yang meninggal sebagai korban kejahatan. Tuhan membawanya ke tempat damai dan memberikan perhentian di atas tempat tidurnya. kata ‘perhentian’ bisa berarti ‘peristirahatan’. Ini merupakan penghiburan bagi mereka yang sudah siap menyerahkan nyawanya bagi Tuhan dan penghiburan bagi mereka yang ditinggalkan oleh orang benar yang mereka kasihi. Apapun yang terjadi pada orang benar, mereka selalu ada di dalam tangan kasih Tuhan. Kasih manusia memiliki batas dalam ruang dan waktu, namun kasih Tuhan melampaui semuanya bahkan kematian (Roma 8:38-39).