Kasih Allah yang Bersyarat dan Tanpa Syarat

Kutipan oleh D. A. Carson yang diambil dari buku “Kasih di Tempat-Tempat yang Sulit” halaman11-2.

“Kasih Allah adalah tanpa syarat.” Apakah ini benar? Terus terang, itu benar dalam beberapa cara yang Alkitab gunakan dalam berbicara mengenai kasih Allah. Contohnya, kasih Allah yang providensial adalah tanpa syarat, karena kasih ini dicurahkan baik kepada orang benar maupun tidak benar. Kasih Allah yang memilih adalah tanpa syarat, karena secara mutlak tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah (Rm. 8:31-39). Tetapi kasih Allah yang dikatakan dalam Sepuluh Perintah dan Yohanes 15 dan Yudas 21… jelas-jelas bersyarat. Lagi, orang-orang Kristen sering berkata, “Allah mengasihi setiap orang dengan cara yang sama dan dengan taraf yang sama.” Benarkah itu? Dalam perikop-perikop yang berbicara mengenai kasih Allah bagi orang yang benar dan yang tidak benar, kelihatannya pendapat ini pasti benar. Dalam perikop-perikop yang berbicara mengenai kasih Allah yang memilih, kelihatannya pendapat ini pasti salah. Dan dalam perikop-perikop yang berbicara mengenai kasih Allah yang bersyaratkan ketaatan, maka kasih-Nya kepada individu-individu yang berbeda juga akan berbeda sesuai dengan ketaatan mereka.