Dietrich Bonhoeffer

Dietrich Bonhoeffer adalah seorang teolog, pastor, penulis, musisi dan penulis sejumlah karya fiksi dan puisi. Lahir 4 Februari 1906, lahir di Brelau, Jerman, di keluarga dengan latar belakang pendidikan yang tinggi, baik ayah maupun ibunya. Ia anak keenam yang kemudian memiliki hati dan minat di dalam gereja dan teologi. Tahun 1923, Dietrich memulai sekolah teologinya di Tubingen Universiy. Ia belajar di bawah para teolog ternama di zamannya, yaitu Adolf von Harnack, Hans Lietzmann, and Reinhold Seeberg.  Kecerdasannya di dalam teologi, membawanya cepat menyelesaikan disertasinya, di tahun 1927.

Sejak tahun 1924, Dietrich banyak memikirkan ide mengenai gereja dan komunitas. Tahun 1929, memulai pelayanan gerejawinya di Barcelona. Dietrich seringkali diundang menjadi pembicara di berbagai pertemuan, kongres maupun menjadi sekretaris muda dari World Alliance for Promoting International Friendship.

Rancangan Tuhan akan kehidupan Dietrich Bonhoeffer, menggerakkan hati banyak orang yang mengenalnya, baik selama ia hidup maupun hingga ia akhirnya meninggal dunia. Pada tahun 1933, Adolf Hitler mendapatkan posisi sebagai Chancellor dan kemudian mengambil alih seluruh kontrol sebagai seorang diktator, mengeksekusi setiap orang yang menentangnya hingga melakukan persekusi kepada orang-orang Yahudi.

Beberapa bulan kemudian, Dietrich menulis sebuah esai “The Church and The Jewish Question”. Ia memberikan pandangan yang dianggap membela orang-orang Yahudi. Hal mendapat pertentangan keras dari orang-orang Kristen yang percaya bahwa orang-orang Yahudi telah digantikan oleh mereka, baik di dalam sejarah maupun di mata Tuhan. Di samping itu, bermunculan berbagai orang-orang Protestan yang sangat mendukung dan menyambut kebangkitan Nazi ini. Bahkan, mereka masuk ke dalam gereja-gereja. Mereka pun membuat rancangan agar kitab-kitab Perjanjian Lama, dihapuskan dari Alkitab.

Menjadi bagian dari sisi orang-orang Protestan yang menentang Nazi, Dietrich kemudian dilarang mengajar di University of Berlin karena ceramahnya. Namun, hal ini tidak menghentikan pekerjaannya. Ia mendirikan seminari bawah tanah yang tidak setuju dengan Nazi. Dan ia masih diundang menjadi pembicara di seminar-seminar, seminari bahkan kongres bawah tanah dan tertutup, yang juga menentang Nazi.

Sebuah karya yang ditulis Dietrich berjudul “Life Together”, Dietrich menuliskan kehidupannya sebagai orang Kristen di masa Nazi. Ia harus hidup tetap mengasihi mereka yang membela Nazi tetapi juga harus tetap memiliki posisi tidak setuju terhadap Nazi. Hidup di dalam “persembunyian” dari Nazi, membuatnya merefleksikan kisah Kristus sendiri. Jika, Kristus hidup seperti mereka saat ini, yang hanya hidup di antara saudara-saudara mereka, maka tidak ada keselamatan bagi orang di luar sana. Maka, tahun 1938, ia membuat kontak pertamanya dengan konsporator dalam koneksi politik yang menentang Hitler. Tahun 1941, ia menjadi bagian dari penyelamat orang-orang Yahudi.

Pada tahun 1943, ia ditangkap dan dimasukkan ke penjara hingga tahun 1945, ia dipindahkan ke Bunchenwald concentration camp. Selama di dalam penjara maupun concetration camp, Bonhoeffer tetap melayani orang-orang yang berada di dalamnya. Memberitakan firman Tuhan, memberikan kekuatan kepada mereka. Bahkan terdapat pegawai penjara yang menjadi pengantar pesannya kepada anggota gereja di luar sana. Karya-karya tulisannya selama 2 tahun di dalam penjara, diterbitkan oleh murid-muridnya dan teman-temannya. Ia dieksekusi mati atas perintah Hitler pada tahun 1945.

Sebuah prasasti dibangun di gereja di Flossenburg, bertuliskan: Dietrich Bonhoeffer, seorang saksi Yesus Kristus di antara saudara-saudaranya. Lahir 4 Februari 1906, di Breslau. Meninggal 9 April 1945, di Flossenburg.

 

Sumber Bacaan:

http://www.dbonhoeffer.org/Biography.html

Life Together – Dietrich Bonhoeffer. Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia “Hidup Bersama”, diterbitkan oleh Perkantas.

 

(Diringkas oleh Sdri. Paulina)