Katekismus Heidelberg P21 – Iman yang Sejati

Renungan harian

26 April 2021

Katekismus Heidelberg

P21 – Iman yang Sejati

Pert. Apa iman yang sejati itu?

Jaw. Iman yang sejati adalah keyakinan atau pengetahuan yang pasti yang membuat aku mengakui sebagai kebenaran segala sesuatu yang dinyatakan Allah kepada kita di dalam Firman-Nya, dan juga kepercayaan yang teguh (b), yang dikerjakan dalam hatiku oleh Roh Kudus (c), melalui Injil (d). Isinya ialah bahwa pengampunan dosa dan kebenaran serta keselamatan yang kekal (e) telah dikaruniakan tidak hanya kepada orang lain saja, tetapi juga kepadaku sendiri, oleh rahmat Tuhan semata-mata, hanya berdasarkan jasa-jasa Kristus saja (f).

(a) Ibr 11:1-3. (b) Rom 10:10. (c) Efe 2:8. (d) Rom 10:17. (e) Rom 3:24.

Iman yang sejati mengandung pengetahuan. Manusia harus mendapatkan pengetahuan tentang kabar baik itu. Iman sejati bukanlah iman buta yang ‘asal percaya’ atau yang tidak tahu apa atau siapa yang dipercaya. Iman yang sejati juga mengandung keyakinan. Beriman secara sungguh-sungguh itu berarti tidak hanya tahu tetapi juga yakin pasti akan pengetahuan tersebut. Ia tidak hanya tahu bahwa ia harus bergantung pada Allah tetapi ia sendiri juga bergantung pada Allah.

Iman yang sejati ini dikerjakan oleh Allah Roh Kudus melalui Injil. Iman itu tidak timbul ‘dengan sendirinya’ dalam diri manusia. Manusia tidak menghasilkan iman yang sejati itu dengan kekuatan pikirannya sendiri. Itulah mengapa Alkitab menyatakan bahwa iman yang sejati itu merupakan anugerah. Jasa Kristus yang secara cuma-cuma diberikan kepada kita yang beriman juga merupakan anugerah semata.

Katekismus Heidelberg P20 – Syarat Keselamatan Kita

Renungan harian

19 April 2021

Katekismus Heidelberg

P20 – Syarat Keselamatan Kita

Pert. Apakah semua orang diselamatkan oleh Kristus, sama seperti mereka telah terkutuk oleh karena Adam?

Jaw. Tidak semua orang (a), tetapi hanya mereka yang oleh iman yang sejati dijadikan anggota tubuh-Nya dan menerima seluruh karunia-Nya (b).

(a) Mat 7:14. (b) Yoh 1:12.

Tuhan Yesus Kristus telah mengorbankan diri-Nya untuk menebus dunia. Ini tidak berarti bahwa semua manusia telah mendapatkan keselamatan itu. Alkitab menyatakan bahwa ada satu syarat agar manusia mendapatkan keselamatan itu yaitu ia harus beriman kepada Tuhan Yesus Kristus. Tidak ada syarat lain yang perlu ditambahkan atau yang bisa menggantikan syarat ini.

Perbuatan baik bukanlah syarat keselamatan tetapi hasil atau buah keselamatan. Ketika seseorang beriman kepada Tuhan Yesus Kristus maka ia menjadi anggota tubuh Kristus, menerima seluruh karunia-Nya, dan diperlengkapi untuk melakukan perbuatan baik yang sudah dipersiapkan Allah sebelumnya.

Memberikan respons terhadap kabar baik itu merupakan bagian yang tidak terhindarkan dari hidup setiap orang. Allah tidak memaksa seorang pun untuk menerima atau menolak Injil-Nya. Inilah kebebasan yang Ia berikan kepada setiap manusia. Manusia harus membuat pilihannya dan menerima segala konsekuensi dari pilihan tersebut.

Katekismus Heidelberg P19 – Sumber Pengetahuan akan Keselamatan Kita

P19 – Sumber Pengetahuan akan Keselamatan Kita

Renungan harian

12 April 2021

Katekismus Heidelberg

P19 – Sumber Pengetahuan akan Keselamatan Kita

Pert. Dari mana Saudara mengetahui hal itu?

Jaw. Dari Injil yang kudus. Mula-mula, Allah sendiri telah menyatakannya di Taman Firdaus (a). Kemudian Dia menyuruh para bapak leluhur (b) dan para nabi (c) yang kudus mengabarkannya, dan memperlihatkan bayangannya melalui kurban- kurban dan upacara-upacara lain menurut hukum Taurat Allah (d). Akhirnya Dia menggenapinya melalui Anak-Nya yang tunggal (e).

(a) Kej 3:15. (b) Kej 22:18. (c) Kis 10:43. (d) Ibr 10:1. (e) Rom 10:4.

Kebenaran tentang keselamatan sudah dinyatakan dalam Alkitab. Dari sejak Adam, janji keselamatan itu telah dikabarkan. Kebenaran itu terus dinyatakan sampai hari ini. Ia memanggil para bapak leluhur dan membuat satu bangsa untuk memberitakan kemuliaan-Nya. Ia juga memanggil para nabi untuk memberitakan keselamatan-Nya di kala umat pilihan-Nya gagal melakukan hal tersebut. Keselamatan itu diberitakan, tidak hanya di dalam Israel tetapi juga kepada bangsa-bangsa lain.

Pada waktu yang telah ditetapkan-Nya, Dia yang telah diberitakan oleh hukum Taurat dan para nabi datang ke dunia untuk menyatakan jalan keselamatan yang telah dijanjikan itu. Ia juga mengutus para rasul-Nya untuk menyebarkan kabar tentang diri-Nya dan menjadikan semua bangsa murid-Nya. Sampai hari ini, Allah terus menyertai umat-Nya untuk mengabarkan Injil agar seluruh dunia tahu bahwa Yesus-lah Tuhan dan Juruselamat yang sejati.

Katekismus Heidelberg P18 – Pengantara yang adalah Allah dan Manusia

Renungan harian

5 April 2021

Katekismus Heidelberg

P18 – Pengantara yang adalah Allah dan Manusia

Pert. Tetapi, siapakah Pengantara itu, yang adalah Allah yang sejati (a), dan juga manusia yang sejati (b) dan benar (c)?

Jaw. Tuhan kita Yesus Kristus (d), yang telah dikaruniakan oleh Allah kepada kita untuk menjadi hikmat, kebenaran, pengudusan, dan penebusan yang sempurna bagi kita (e).

(a) 1Yo 5:20. (b) Rom 1:3. (c) Ibr 4:15. (d) 1Ti 2:5. (e) 1Ko 1:30.

Alkitab menyatakan bahwa Pribadi, yang adalah Allah sejati sekaligus manusia sejati, adalah Yesus Kristus. Para nabi menubuatkan kedatangan-Nya dan para rasul memberitakan-Nya. Alkitab adalah saksi tertulis tentang diri-Nya. Tidak ada yang lain yang bisa menggantikan-Nya. Dia-lah satu-satunya Jalan, Kebenaran, dan Hidup.

Kabar baik ini terus diberitakan. Ada yang menerima dan ada yang menolak-Nya. Kendati demikian, hal itu tidak mengubah fakta bahwa tidak ada jalan lain selain Tuhan Yesus Kristus. Tidak ada pribadi lain yang dapat memenuhi semua syarat untuk bisa menebus manusia berdosa. Membuang harapan sejati ini sama saja dengan tidak memiliki harapan apa-apa sama sekali.

Katekismus Heidelberg P17 – Pentingnya Natur Ilahi Kristus dalam Penebusan

Renungan harian

29 Maret 2021

Katekismus Heidelberg

P17 – Pentingnya Natur Ilahi Kristus dalam Penebusan

Pert. Mengapa Dia harus juga Allah sejati?

Jaw. Supaya dengan kuasa keallahan-Nya (a) Dia dapat menanggung (b) beban murka Allah atas kemanusiaan-Nya (c), memperoleh kebenaran dan kehidupan bagi kita, dan mengembalikannya kepada kita (d).

(a)Yes 9:5. (b) Yes 53:11. (c) Maz 130:3. (d) 1Yo 4:9.

Penebus kita haruslah Allah sejati agar Ia dapat menanggung beban murka Allah yang kekal. Tidak ada yang lain yang dapat melakukan hal ini. Penebus kita haruslah Allah sejati dan manusia sejati. Jadi peran ini tidak bisa dilakukan oleh siapa saja. Peran yang begitu besar ini hanya bisa diambil dan dijalankan oleh Pribadi yang unik dan tidak ada duanya.

Allah Pencipta harus menjadi manusia ciptaan serta menyandang kedua natur itu pada saat yang sama. Alkitab sudah menyatakan kedatangan Pribadi tersebut dan sejarah sudah menyatakan kehadiran-Nya di bumi. Pribadi tersebut sudah melakukan karya penebusan, mati dan bangkit, serta naik ke surga. Kebenaran itu sudah diberitakan oleh para rasulnya sehingga berita itu bisa sampai kepada kita hari ini.