Katekismus Heidelberg P41 – Keharusan Penguburan Kristus

Renungan harian

13 September 2021

Katekismus Heidelberg

P41 – Keharusan Penguburan Kristus

Pert. Mengapa Dia dikuburkan?

Jaw. Supaya dengan demikian ditegaskan bahwa Dia telah benar-benar mati (a).

(a) Kis 13:29.

Sebagian penjelasan dari Zacharias Ursinus:

Ada beberapa alasan mengapa Kristus harus dikuburkan:

1. Dia dikubur untuk mengonfirmasikan kematian-Nya. Hanya mereka yang sudah meninggallah yang dikuburkan. Ketika ia mati di atas kayu salib, ia ditusuk oleh tombak, diturunkan dari salib, dan dikuburkan. Dengan penguburannya, kita dibuat yakin bahwa Ia sungguh mati. Dengan ini kita menjadi yakin akan penebusan kita, karena keselamatan kita harus mencakup kematian-Nya, yang dibuktikan dengan penguburan-Nya.

2. Agar bagian terakhir perendahan-Nya dapat dicapai. Penguburan adalah bagian dari hukuman dan kutukan yang seharusnya diberikan kepada kita. Kejadian 3:19b sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.

3. Ia dikuburkan agar kita tidak takut akan kematian dan agar kita kita tidak melihat kematian sebagai akhir tetapi sebagai istirahat yang damai hingga kita dibangkitkan.

4. Ia dikuburkan agar sesudah Ia bangkit kita mengerti bahwa Ia telah mengalahkan maut dengan kuasa-Nya sendiri.

Katekismus Heidelberg P40 – Keharusan Kematian Kristus

Renungan harian

6 September 2021

Katekismus Heidelberg

P40 – Keharusan Kematian Kristus

Pert. Mengapa Kristus harus merendahkan diri sampai mati?

Jaw. Sebab, menurut keadilan dan kebenaran Allah (a), hutang dosa-dosa kita tidak dapat dilunasi dengan cara lain kecuali dengan kematian Anak Allah (b).

(a) Kej 2:17. (b) Rom 8:4.

Sebagian penjelasan dari Zacharias Ursinus:

Kristus harus mati, tidak hanya menderita, karena:

1. Keadilan Allah. dosa merupakan kejahatan yang begitu serius sehingga menurut keadilan orang berdosa harus mati. Pelanggaran terhadap Kebaikan yang Tertinggi mendatangkan hukuman yang terberat yaitu kematian. Roma 6:23a Sebab upah dosa ialah maut. Kristus mengambil tempat kita, menanggung dosa kita, dan menerima kematian.

2. Kebenaran Allah. Allah telah menyatakan bahwa Ia akan menghukum dosa dengan kematian pelanggar. Kejadian 2:17b sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati. Firman Tuhan ini harus digenapkan setelah dosa telah dilakukan.

3. Janji yang disampaikan oleh para nabi. Yesaya 53:7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.

4. Kristus sendiri menyatakan bahwa kematian-Nya adalah keharusan. Yohanes 16:7 Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Yohanes 13:8 Kata Petrus kepada-Nya: “Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya.” Jawab Yesus: “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.” Yohanes 12:32 dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku. Kematian-Nya penting untuk memuaskan keadilan dan kebenaran Allah.

Katekismus Heidelberg P39 – Arti Kematian di atas Kayu Salib

Renungan harian

30 Agustus 2021

Katekismus Heidelberg

P39 – Arti Kematian di atas Kayu Salib

Pert. Apakah kematian-Nya mempunyai arti lebih besar karena terjadi pada kayu salib dibandingkan dengan mati secara lain?

Jaw. Lebih besar artinya, sebab dengan demikian aku mempunyai kepastian, bahwa Dia telah menanggung kutuk yang ada atas diriku (a), mengingat bahwa kematian pada kayu salib itu terkutuk di hadapan Allah (b).

(a) Gal 3:13. (b) Ula 21:23.

Sebagian komentar Zacharias Ursinus:

Kematian di atas kayu salib adalah sebagai penambahan bagi hukuman Kristus, dan sebuah konfirmasi iman kita. Karena jika Kristus disalibkan, maka Dia telah mengambil kutuk bagi diri-Nya sendiri, karena kematian di atas kayu salib adalah sebuah gambaran, atau tanda kutuk; dan tidak hanya itu, Ia menanggung kutuk itu padahal Ia sepenuhnya hidup benar.

Maka dari itu Allah berkehendak agar Anak-Nya mengalami hukuman kematian yang tercela untuk alasan-alasan ini:

1) Supaya kita tahu bahwa kutuk yang ditanggung-Nya adalah karena dosa-dosa kita; karena kematian di atas kayu salib berarti dikutuk oleh Allah, seperti yang tertulis ‘sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah’ (Ulangan 21:23).

2) Supaya hukuman itu dibuat lebih berat, dan agar kita, semakin dikonfirmasi dalam iman, sungguh percaya kepada Kristus. Dengan kematian-Nya, Ia menanggung kutuk itu supaya kita diselamatkan. Galatia 3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!”

3) Supaya kita bersemangat mengucap syukur lebih lagi, sambil memikirkan betapa hinanya dosa sampai dosa itu tidak bisa disingkirkan kecuali melalui kematian yang paling pahit yang dialami oleh Anak Allah.

4) Supaya kita tahu bahwa Kristus adalah Penggenapan dari apa yang sudah dinyatakan dalam Perjanjian Lama. Persembahan korban pada zaman kuno, yang adalah bayang-bayang Kristus, dinaikkan oleh imam di hadapan Allah. Kristus juga dinaikkan ke atas kayu salib. Ular tembaga yang dibuat Musa juga menunjuk kepada Kristus. Yohanes 3:14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan. Yohanes 12:32 dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.

Katekismus Heidelberg P38 – Menderita di Bawah Pontius Pilatus

Renungan harian

23 Agustus 2021

Katekismus Heidelberg

P38 – Menderita di Bawah Pontius Pilatus

Pert. Mengapa Dia menderita di bawah hakim Pontius Pilatus?

Jaw. Supaya Dia, walaupun tidak bersalah, dihukum di hadapan pengadilan dunia (a), dan dengan demikian meluputkan kita dari hukuman Allah yang keras, yang hendak dilaksanakan atas kita (b).

Sebagian komentar Zacharias Ursinus:

Pilatus disebut dalam kitab-kitab Injil. 1) Karena Pilatus bersaksi tentang ketidakbersalahan (innocence) Kristus. 2) Supaya kita tahu bahwa Kristus, meskipun dinyatakan tidak bersalah, tetap dihukum. 3) Supaya kita takjub akan penggenapan nubuat: Yehezkiel 21:27 Puing, puing, puing akan Kujadikan dia! Inipun tidak akan tetap. Sampai ia datang yang berhak atasnya, dan kepadanya akan Kuberikan itu dan Kejadian 49:10 Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa. Nama Pilatus disebut supaya kita yakin penuh bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan; karena tongkat kerajaan itu sudah diambil, karena Dia dihukum oleh hakim Romawi.

Namun kita tahu bahwa Kristus dihukum oleh Allah sendiri karena dosa-dosa kita. Dia telah memuaskan Allah sehingga kita tidak dihukum oleh penghakiman kekal-Nya. Dia mati untuk kita supaya kita diselamatkan dari kematian kekal.

Katekismus Heidelberg P37 – Penderitaan Yesus Kristus

Renungan harian

16 Agustus 2021

Katekismus Heidelberg

P37 – Penderitaan Yesus Kristus

Pert. Apa arti kata ‘Dia menderita’ menurut Saudara?

Jaw. Artinya, Dia telah menanggung murka Allah atas dosa seluruh umat manusia pada tubuh dan jiwa-Nya (a), selama Dia hidup di dunia ini tetapi terutama pada akhir hidup-Nya. Maksudnya, supaya dengan penderitaan-Nya, sebagai kurban perdamaian satu-satunya (b), Dia melepaskan tubuh dan jiwa kita dari hukuman yang kekal (c), dan memperoleh bagi kita anugerah Allah, kebenaran, dan hidup yang kekal (d).

(a) Yes 53:4. (b) 1Ko 5:7. (c) Gal 3:13. (d) 2Ko 5:21.

Sebagian komentar Zacharias Ursinus:

Penderitaan Kristus ditempatkan segera setelah konsepsi-Nya (dalam Pengakuan Iman Rasuli). 1) Karena seluruh keselamatan kita terdiri dari penderitaan dan kematian-Nya. 2) Karena seluruh hidup-Nya merupakan satu rangkaian penderitaan. Kitab-kitab Injil tidak hanya menyatakan dan menunjukkan bahwa Dia adalah Mesias yang dijanjikan, seperti yang telah dinyatakan oleh para nabi. Nubuat Allah yang disampaikan melalui mereka digenapkan di dalam Kristus; kitab-kitab Injil juga menyatakan penderitaan dan ketaatan yang Ia berikan kepada Bapa.

Bagian utama dari kesedihan-Nya adalah penderitaan dalam jiwa-Nya ketika Ia menanggung murka Allah terhadap seluruh dosa manusia. Pada bagian akhirnya hidup-Nya, Ia menanggung penderitaan yang ekstrem pada tubuh dan jiwa-Nya, karena dosa-dosa kita.

Matius 26:38  lalu kata-Nya kepada mereka: “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.”

Matius 27:46 Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Yesaya 53:4-5 Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.

Yesaya 53:10 Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.