Kitab Kidung Agung

Oleh Vik. Inawaty Teddy

Kidung Agung 1-2: Berseminya Cinta

Penulis: Salomo

  • Nama Salomo muncul 7x (1:1, 5; 3:7, 9, 11; 8:11, 12).
  • Kidung Agung merefleksikan keadaan sebelum Kerajaan Israel terpecah – menyebut kota-kota utara & selatan.
  • Cocok dengan Salomo yang sangat suka kuda, bnd. 1:9 dgn 1 Raj.10:28.

Penafsiran Lama

  • Melihat Kidung Agung menggambarkan kasih kasih Allah & umat-Nya, Yesus & gereja-Nya.
  • Penafsiran dilakukan secara alegoris.

Penafsiran Sekarang

  • Tidak ditafsirkan secara Alegoris.
  • Melihat Kidung Agung menggambarkan kisah cinta antara laki-laki & perempuan/suami-isteri.

Alasan kita diberikan kitab tentang hubungan suami istri

  • Relasi suami isteri merupakan landasan keluarga.
  • Merupakan relasi yang paling intim dari semua relasi manusia.
  • Kitab Kidung Agung adalah kitab hikmat, mengajarkan utk memiliki keahlian dalam hidup.
  • Relasi Suami-Istri dalam Kejadian 2:24: Tiga kata kerja dalam Kej. 2:24

Meninggalkan à prioritas

Memegang erat à perlindungan

Menjadi satu à proses & keintiman.

Berseminya Cinta, 1:2-2:3

  • Pentingnya memperhatikan nama/karakter dlm pasangan, 1:3.
  • Kita sering menilai diri kita berdasarkan apa yang dinilai org lain, 1:5-6.
  • Pentingnya memberikan pujian kepada orang yang kita kasihi, 9-16.
  • Pandangan positif dari pasangan mempengaruhi bagaimana kita melihat diri. Sang gadis melihat dirinya dengan lebih positif skrg, 2:1.

1:5 – Memang hitam aku, ttp cantik.

2:1 – Bunga mawar dari Saron aku, bunga bakung di lembah-lembah.

  • Penting bagi wanita mendapatkan rasa aman pada pasangannya, 2:3.

Semakin Berseminya Cinta, 2:4-17

  • Pentingnya seorang laki-laki bangga dengan pasangannya, 2:4.
  • Pentingnya menjaga kekudusan dalam relasi, 2:7.
  • Masa indah dalam berpacaran, 2:8-9
  • Cinta semakin bersemi, 2:10-13.
  • Kekuatiran ketika hubungan semakin serius, 2:14.
  • Pentingnya masalah-masalah kecil diselesaikan sebelum pernikahan, 2:15.
  • Cinta semakin teguh setelah masalah-masalah terselesaikan, 2:16.

Kidung Agung 3-4: Persiapan Pernikahan dan Malam Pengantin

Kekuatiran Sebelum Pernikahan, 3:1-5

  • Sang gadis bermimpi buruk kehilangan kekasihnya.
  • Ia terus mencarinya sampai ketemu.
  • Kata “jantung hatiku” muncul 4x. Harafiah adalah “dia yang jiwaku kasihi” – bnd. Bagaimana kita seharusnya mengasihi Allah.

Pernikahan, 3:6-11

  • Pentingnya persiapan yang serius untuk pernikahan, bnd. 3:9.
  • Persiapan jangan hanya soal pesta, tetapi yang lebih penting persiapan diri utk memasuki kehidupan pernikahan.
  • Dalam pernikahan ini, yang difokuskan adalah mempelai pria à Kepala keluarga adalah pria.

Perbedaan Pria & Wanita

  • Pria sebagai kepala & tulang punggung keluarga, wanita sebagai penolong.
  • Pria adalah target/achievement oriented, wanita adalah relationship oriented. Perhatikan hukuman Tuhan kepada wanita adalah relasi & kepada laki-laki adalah pencarian nafkah/pencapaian.
  • Pria & wanita sering tidak mengerti pasangannya karena perbedaan tersebut. Lagipula ktk berpacaran sang pria kelihatannya relational oriented. Mengapa? Karena pada wktu itu wanita adalah targetnya. Jd sang pria sebenarnya konsisten target oriented.

Malam Pengantin, 4:1 – 5:1

  • Sang suami memuji sang isteri dengan 7 pujian yg indah, 4:1-5 à Mata, Rambut, Gigi, Bibir & mulut, Pelipis, Leher, Buah dada.
  • Sang suami mengerti kekuatiran sang isteri, 4:8.
  • Sang suami memuji kegadisan sang isteri, 4:12.
  • Sang isteri sekarang siap & memanggil suaminya untuk datang kepadanya, 4:16.
  • Mereka menikmati malam pertama yang indah, 5:1.

Kidung Agung 5-6: Mengatasi Permasalahan Keluarga

Permasalahan Umum, 5:2-8

  • Sang suami memanggil dengan sebutan sayang yang lebih banyak dari waktu pacaran, 2.
  • Setelah menikah sang isteri mulai kurang perhatian terhadap suami.
  • Perhatikan kontras antara suami yang bekerja keras & istri yang bahkan malas menyambut suami.
  • Musuh utama dari kasih bukanlah benci tapi ketidakpedulian. Ini adalah masalah yang terjadi hampir dalam semua pernikahan.
  • Suami yang berhikmat ini tidak marah tetapi meninggalkan tanda cinta yang berupa mur, 4-5.
  • Ketika sadar bahwa ia telah melakukan kesalahan, sang isteri mencari suaminya.
  • Sang isteri mendapatkan banyak masalah dalam mencari suami – sering terjadi ketika kita ada masalah maka semuanya sepertinya tidak beres.

Ingat hal-hal positif, 5:9-16

  • Puteri Yerusalem menanyakan pertanyaan yg penting: apa kelebihan kekasihmu?
  • Perlu mengingat hal-hal positif tentang pasangan kita ketika kita sedang bertengkar.

Masalah ditangani, 6:1-13

  • Walau di tengah permasalahan, keyakinan sang isteri akan cinta sang suami semakin mendalam.
  • Bdk. “Kekasihku kepunyaanku, & aku kepunyaan dia” (2:16), dengan “Aku kepunyaan kekasihku, & kepunyaanku kekasihku” (6:3).
  • Sang suami tdk memperbesar masalah & langsung memuji isterinya ktk mereka bertemu walau sebelumnya isterinya tidak memperdulikan dia.
  • Suami isteri yang saling mengasihi ini dapat meyelesaikan masalah mereka dengan indah.

Perspektif terhadap pertengkaran suami-istri

  • Allah memakai pasangan kita utk mengasah kita, Amsal 27:17.
  • Jangan memperbesar rasa sakit hati karena memang orang yang paling kita kasihi pasti paling banyak menyakiti hati kita (dan sebaliknya).
  • Saling mengampuni merupakan hal mutlak diperlukan dalam hubungan suami isteri.
  • Ada 2 tipe suami-isteri:
  • Yang memikirkan rasa sakit yang ditimbulkan oleh pasangannya kepada dirinya setelah bertengkar.
  • Yang memikirkan rasa sakit yang ia timbulkan pada pasangannya setelah bertengkar.

Kidung Agung 7-8: Natur Cinta

Kemesraan yang meningkat, 7:1-9

  • Meningkatnya keintiman dari pasangan ini dapat dilihat dari pujian sang suami yang intim dan sempurna (10 pujian), 1-5.
  • Pujian yang diberikan lebih intim dari waktu malam pengantin.
  • Perhatikan bahwa sang suami memuji dari kaki sampai kepala. Pertengkaran suami isteri dapat membuat pasangan semakin mengenal & bahkan menjadi lebih intim daripada sebelumnya.

Paradise returned, 7:10

  • Setelah semakin mesra, sang istri kemudian berkata “Kepunyaan kekasihku aku, kepadaku gairahnya tertuju,” 7:10.
  • Bdk. “Kekasihku kepunyaanku, & aku kepunyaan dia” (2:16), dan “Aku kepunyaan kekasihku, & kepunyaanku kekasihku” (6:3).
  • Bandingkan pula dengan hukuman Tuhan dalam Kej. 3:16 “Engkau akan berahi kepada suamimu . . . .” Sang istri semakin yakin akan kasih sang suami & ada pembalikan hukuman Tuhan.

Relasi dengan berbagai dimensi, 8:1-4

  • Relasi pasangan ini merupakan relasi yang majemuk, yang terdiri dari banyak relasi, seperti sepasang kekasih, tetapi juga seperti saudara, guru-murid, dll.

Natur Cinta, 8:5-7

  • Pohon kasih sayang, 8:5b.
  • Cinta yg painful, 8:5c. Ketika kita mengasihi, kita memberi kuasa kepada orang yang kita kasihi untuk dapat menyakiti kita lbh dalam. Jangan heran pasangan kita merupakan orang yang paling banyak menyakiti kita (dan sebaliknya). Jangan terus merenungkan rasa sakit yang kita derita.
  • Cinta yg posesif, 8:6a. Kasih seharusnya posesif, sama seperti Tuhan posesif terhadap umat-Nya. “Taruhlah aku spt meterai pd hatimu, seperti meterai pada lenganmu.” Bdk. Ul. 6:4-8.
  • Cinta yg persevering, 8:7a. “Cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia org mati.” Cinta tdk pernah melepaskan org yang dikasihi, bnd. 1 Kor. 13:8 “kasih tidak berkesudahan.”
  • Cinta yg priceless/tidak dapat dibeli, 8:7b. Cinta tidak dapat dibeli dengan harga berapa pun. Hukum Tuhan yang paling tinggi adalah hukum kasih karena kasih adalah yang paling dibutuhkan manusia – tidak dapat digantikan.

Mengenang Masa Lalu, 8:9-12

  • Kakak-kakak sang gadis dulunya menjaga dia dengan baik.
  • Kisah tentang pertama kali mereka bertemu, 8:10-12.

Tahap Yang Masih Awal, 8:13-14

  • Kasih yang baru dimulai & menuju kepada masa depan yang indah.