Kita Mengasihi karena Yesus Mengasihi Kita

Kutipan oleh Phil Ryken yang diambil dari buku “Mengasihi seperti Yesus Mengasihi” (Surabaya: Momentum, 2016) halaman 9.

Namun saya tahu bahwa di dalam Injil ada pengharapan bagi orang-orang berdosa yang tidak memiliki kasih. Salah satu tempat yang baik untuk melihat pengharapan ini terdapat dalam kisah yang Markus ceritakan mengenai Yesus. Kapan pun kita berbicara tentang kasih, kita harus selalu kembali kepada Yesus. Kasih dalam Pasal Kasih [1 Korintus 13] sungguh merupakan kasih-Nya. Maka selama kita mempelajari setiap frasa dalam setiap ayat dalam 1 Korintus 13, ktia berulang kali akan kembali pada kisah Yesus dan kasih-Nya. Kita tidak akan pernah belajar bagaimana mengasihi dengan mengusahakannya dari hati kita sendiri. Kita hanya dapat belajar mengasihi dengan lebih memiliki Yesus dalam hidup kita. Alkitab berkata, “Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita” (1 Yoh. 4:19). Karena hal ini benar, maka satu-satunya cara bagi kita agar lebih mengasihi adalah dengan memiliki lebih banyak kasih Yesus, sebagaimana kita menemukan Dia di dalam Injil.

Bersukacita di dalam Tuhan

…Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan… (Yohanes 20:20)

 

Suatu kali Budi sedang membaca Alkitab di kelas. Ia menatap satu ayat dengan serius dan hampir tidak berkedip sama sekali. Anto melihat hal itu dan ia menghampiri Budi “serius banget bacanya. Ada apa sih?” Budi tetap berfokus pada ayat itu, namun ia mendengar Anto “aku bingung nih. Dalam buah Roh ada sukacita, tapi aku merasa jarang banget merasakan sukacita. Apa karena aku terlalu serius ya? Apa ada yang salah dari diriku?” Anto terdiam, merenung, tapi melanjutkan “iya, sudah bertahun-tahun aku menjadi Kristen tapi kog ya begini-begini saja sukacitanya. Aku senang sih kalau main games atau bercanda dengan keluarga, tapi sepertinya aku belum pernah bersukacita karena membaca Alkitab, berdoa, ataupun beribadah. Mungkin ada caranya untuk mendapatkan sukacita yang Alkitab katakan.” Budi menjawab “iya, aku pikir juga ada banyak teman-teman Kristen yang lain yang mengalami masalah yang serupa.”

 

Continue reading “Bersukacita di dalam Tuhan”

Kebersamaan di dalam Tuhan

Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati. (Yohanes 21:14)

 

Tuhan Yesus sudah sebanyak tiga kali menyatakan kepada para murid-Nya bahwa Ia akan mati namun akan bangkit pula. Meskipun sudah dinyatakan sebanyak tiga kali, para murid hanya dapat menangkap sebagian kebenaran yaitu “Yesus akan mati” dan berhenti pada kalimat tersebut. Mereka pada saat itu belum dapat mengerti apa arti kebangkitan yang disebutkan oleh Yesus. Kalimat Yesus mendatangkan kesedihan bagi mereka, bukan karena Tuhan tetapi karena mereka tidak mengerti ucapan tersebut. Pembaca Alkitab yang belum mengerti arti kebangkitan, jika membaca bagian ini, dapat mengalami kesedihan yang sama. Dalam Yohanes 21, Tuhan Yesus menampakkan diri kepada para murid yang pada saat itu berpikir bahwa Yesus sudah mati dan tidak mungkin bangkit. Apa yang tertulis dalam pasal ini dapat mengajarkan kepada para pembaca tentang perbandingan antara kebersamaan tanpa kesadaran akan Tuhan yang hidup dan kebersamaan dengan kesadaran akan Tuhan yang hidup.

 

Continue reading “Kebersamaan di dalam Tuhan”