O Worship the King

Oh Sembahlah Sang Raja

Lirik: Grant, Robert (lahir tahun 1779, Benggala, India; meninggal 9 juli 1838, Dalpoorie)

Musik: Haydn, Johann Michael, (lahir 14 september 1737, Rohrau, Austria; meninggal 10 agustus 1806, Salzburg)

Kebanyakan dari kita secara pribadi tidak mengenal orang-orang terpandang atau praktik-praktik yang berkaitan dengan istana kerajaan. Robert Grant melayani raja Inggris sebagai gubernur Bombay, dan dengan demikian terbiasa dengan kemegahan dan arak-arakan. Menulis tentang Raja Ilahinya, dia menggunakan bahasa superlatif untuk menggambarkan Pribadi yang benar-benar layak kita sembah.

Himne ini didasarkan pada Mazmur 104, dan bait pertama segera menguraikan sifat-sifat yang berbeda dari Allah yang kita kenal — transendensi dan imanensi, “kuasa-Nya dan kasih-Nya.” Allah adalah “perisai dan pembela kita, Yang Lanjut Usianya”. Terdapat referensi kepada lambang – lambang raja dalam bait 2: jubah, kanopi, dan kereta kuda; keagungan Allah sebagai raja diperlihatkan dalam kemuliaan alam — cahaya, ruang, guntur, dan badai (Mazmur 103:2-3, 7). Bait 3 mengatakan bahwa aspek ciptaan yang lebih lembut berbicara tentang pemeliharaan Allah dan “kemurahan hati-Nya”. Bait terakhir mengontraskan kelemahan manusia dengan belas kasihan Allah yang tidak pernah gagal. Perhatikan bahwa frasa terakhir bergerak secara bertahap dari transendensi menuju imanensi, dari kuasa menuju kasih — “Pencipta, Pembela, Penebus, dan Teman kita.”

Himne ini sering digunakan dalam pembukaan ibadah. Bait ketiga dapat dinyanyikan secara acapella atau hanya dengan alat musik kuningan dan lonceng tangan. Untuk bait terakhir, sebuah melodi dapat dibuat ketika soprano menyanyikan baris alto satu oktaf lebih tinggi.

Clap Your Hands

Tepuk Tangan Anda

Lirik dan Musik

Owens, Jimmy.

(lahir  9 Desember 1930, Clarksdale, MS)

Ini merupakan suasana gembira dari ayat pembuka Mazmur 47, dengan tambahan “hosana” dari Mazmur 118:25 (“hosana” berarti “selamatkan kami, ya Tuhan”). Mungkin ada baiknya untuk menganggap ini sebagai pujian “pemandu sorak” Yahudi kepada Allah yang dapat menyelamatkan. Bagi orang Kristen, pujian ini memiliki makna tambahan, karena Kristus  telah menggenapkan keselamatan di kayu salib dan dengan demikian “hosana” memiliki makna eskatologis karena tujuan kekal kita terlibat di dalamnya.

 Lagu ini dapat dinyanyikan secara serempak atau sebagai kanon empat bagian. Frasa pembukanya menunjukkan iringan yang tepat: tepuk tangan! Itu dapat digunakan sebagai pujian atau mungkin sebagai “bingkai” di sekeliling himne lainnya seperti “Bersukacitalah, Tuhan adalah Raja” atau “Kristus hidup! Biarlah orang Kristen bernyanyi.” “Bingkai” semacam itu dapat disamakan dengan “antifon” bersejarah yang dinyanyikan sebelum dan setelah sebuah mazmur atau himne Alkitabiah. Himne ini secara umum cocok untuk dipakai pada awal ibadah.