Katekismus Heidelberg P31 – Arti Nama Kristus

Renungan harian

5 Juli 2021

Katekismus Heidelberg

P31 – Arti Nama Kristus

Pert. Mengapa Dia dinamakan Kristus, yang artinya ‘Yang diurapi’?

Jaw. Sebab Dia telah ditetapkan oleh Allah Bapa dan diurapi dengan Roh Kudus (a), menjadi Nabi dan Guru, Imam Besar, dan Raja kita. Sebagai Nabi dan Guru kita yang tertinggi (b), Dia telah menyatakan kepada kita dengan sempurna seluruh rencana dan kehendak Allah yang tersembunyi mengenai penebusan kita (c). Sebagai Imam Besar kita satu-satunya (d), Dia telah menebus kita dengan kurban satu-satunya, yaitu tubuh-Nya sendiri (e), dan senantiasa menjadi Pengantara kita di hadapan Allah dengan doa syafaat-Nya (f). Sebagai Raja kita yang kekal, Dia memerintah kita dengan Firman dan Roh-Nya serta melindungi dan memelihara kita sehingga tetap memiliki keselamatan yang telah diperoleh-Nya (g).

(a) Luk 4:18. (b) Ula 18:15. (c) Yoh 1:18. (d) Maz 110:4. (e) Ibr 10:14. (f) Rom 8:34. (g) Yoh 10:28.

Penjelasan oleh Zacharias Ursinus:

Pengurapan adalah upacara yang di mana jabatan nabi, imam, dan raja dikonfirmasi. Mereka diurapi dengan sejenis minyak tertentu. Pengurapan ini menyatakan 1) sebuah ordinasi, atau panggilan kepada suatu jabatan yang dipercayakan kepada mereka. 2) Pengurapan juga menyatakan janji dan penganugerahan karunia yang diperlukan sehingga mereka yang mendapatkan jabatan tersebut dapat menjalankan tugas mereka. Ada pula analogi antara tanda, atau pengurapan eksternal, dan hal yang ditunjuk: seperti minyak menguatkan, menyegarkan, membarui, dan menguatkan anggota tubuh yang kering dan lemah, dan membuat mereka aktif dan cocok untuk tanggung jawab jabatan mereka, begitu pula Allah Roh Kudus menghidupkan dan membarui natur kita, yang tidak bisa menghasilkan suatu hal yang baik, dan menguatkannya untuk melakukan hal yang diperkenan oleh Allah dan semua tugas yang diberikan kepada kita sesuai panggilan pelayanan kita.

Kristus memang tidak pernah diurapi secara seremonial, namun Ia diurapi secara rohani.

Mazmur 45:8 Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allahmu, telah mengurapi engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutumu.

Yesaya 61:1 Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara.

Ibrani 1:9 Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu.

Pengurapan yang Yesus terima adalah pengurapan yang sejati. Para nabi, imam, dan raja hanyalah bayang-bayang yang menunjuk kepada Kristus.

Clap Your Hands

Tepuk Tangan Anda

Lirik dan Musik

Owens, Jimmy.

(lahir  9 Desember 1930, Clarksdale, MS)

Ini merupakan suasana gembira dari ayat pembuka Mazmur 47, dengan tambahan “hosana” dari Mazmur 118:25 (“hosana” berarti “selamatkan kami, ya Tuhan”). Mungkin ada baiknya untuk menganggap ini sebagai pujian “pemandu sorak” Yahudi kepada Allah yang dapat menyelamatkan. Bagi orang Kristen, pujian ini memiliki makna tambahan, karena Kristus  telah menggenapkan keselamatan di kayu salib dan dengan demikian “hosana” memiliki makna eskatologis karena tujuan kekal kita terlibat di dalamnya.

 Lagu ini dapat dinyanyikan secara serempak atau sebagai kanon empat bagian. Frasa pembukanya menunjukkan iringan yang tepat: tepuk tangan! Itu dapat digunakan sebagai pujian atau mungkin sebagai “bingkai” di sekeliling himne lainnya seperti “Bersukacitalah, Tuhan adalah Raja” atau “Kristus hidup! Biarlah orang Kristen bernyanyi.” “Bingkai” semacam itu dapat disamakan dengan “antifon” bersejarah yang dinyanyikan sebelum dan setelah sebuah mazmur atau himne Alkitabiah. Himne ini secara umum cocok untuk dipakai pada awal ibadah.

GLORIFY YOUR NAME (MULIAKANLAH NAMAMU)

Teks & Music: Adkins, Donna ( 18 Juni 1940, Louisville, KY)

Diperlengkapi dengan struktur tritunggal dalam ketiga baitnya, himne ini merupakan salah satu paduan pujian terbaik dari pertengahan tahun 1970-an. Ini adalah sebuah nyanyian pujian doa yang pertama-tama mengungkapkan kasih dan pengabdian kita yang rendah hati kepada Allah dan kemudian memanjatkan doa Yesus sendiri, “muliakanlah namamu!” (Yohanes 12:28 dan 17:1-5).

Nama Allah dimuliakan dalam penyelesaian pelayanan Kristus di bumi, dalam kesaksian setia gereja, yang adalah keluarga Allah, dan dalam pujian para malaikat dan orang suci di surga. Akan tetapi, sungguh mengejutkan bahwa nyanyian rohani ini tidak  menaikkan doa agar kemuliaan Allah terbukti dalam hal-hal yang biasanya dianggap sebagai hal-hal rohani — tidak, nyanyian rohani ini adalah doa agar kemuliaan Allah dinyatakan dari “seluruh bumi” (Lihat Mazmur 108:5, Yesaya 6:3). Nyanyian rohani ini memiliki  nuansa kosmik-biblika di dalamnya — bukan hanya jiwa kita yang terlibat, tetapi seluruh kehidupan kita, semua bangsa, dan, pada kenyataannya, seluruh ciptaan! itulah mengapa terdapat pengulangan permohonan “muliakanlah namamu di seluruh bumi”.

Nyanyian ini paling baik dinyanyikan dalam keselarasan dan mungkin tanpa iringan alat musik, setiap bait dapat dimulai agak tenang dan kemudian kresendo dengan setiap pengulangan doa. Pemimpin musik mungkin ingin menulis sebuah paduan suara untuk tiga kalimat terakhir. Ini merupakan doa pembuka yang tepat untuk awal ibadah dan sebuah doa yang indah setelah khotbah-khotbah yang menyatakan kemuliaan Allah.

Sebuah Perenungan dari 1 Petrus 3:13-15

Dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat baik? Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar. Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat (1 Petrus 3:13-15)

Continue reading “Sebuah Perenungan dari 1 Petrus 3:13-15”

Kristus sebagai Dasar Pengenalan akan Allah

Kutipan oleh Stephen Tong dari buku “Hati yang Terbakar” Vol. 1A (Surabaya: Momentum, 2014), hal. 11.

Allah orang Kristen adalah Allah yang memperkenalkan diri-Nya di dalam diri Yesus Kristus; dan Yesus Kristus merupakan puncak dari wahyu Allah. Wahyu Allah yang ada di dalam alam saja tidak cukup. Wahyu Allah yang terdapat di dalam Kitab Suci bersifat lebih tinggi. Namun, klimaks atau puncak wahyu Allah terdapat di dalam diri Kristus, Pribadi Kedua yang turun ke dunia. Di dalam diri Kristus kita mengenal Allah secara sempurna, dan di dalam diri Kristus kita mengenal Allah secara benar dan tepat. Keakuratan pengenalan Allah hanya bisa dicapai melalui pengenalan akan Kristus; dan yang memberikan kesaksian yang benar tentang Kristus adalah Firman yang tertulis di dalam Alkitab. Itulah sebabnya Alkitab merupakan saksi bagi Kristus, yang menyaksikan tentang Kristus, dan melalui Kristus inilah kita datang kepada Allah Bapa. Namun dari manakah kita dapat mengerti Alkitab? Dari Roh Kudus. Roh Kudus memimpin kita ke dalam arti yang sesungguhnya dari Alkitab. Melalui Alkitab kita dipimpin seluruhnya ke dalam pengenalan akan Yesus Kristus. Melalui Kristus kita mengenal Allah Bapa yang sesungguhnya. Dengan perkataan lain, kunci kita mengenal Alkitab adalah Roh Kudus, kunci kita mengenal Yesus Kristus adalah Alkitab, dan kunci kita mengenal Allah Bapa adalah Yesus Kristus. Dengan demikian, kita mengenal Allah melalui Kristus; kita mengenal Kristus melalui Firman-Nya; dan kita mengenal Firman melalui Roh Kudus.