Menguatkan Diri di dalam Tuhan

…Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya… (1 Samuel 30:6)

 

Alkitab seringkali memberikan gambaran Allah yang menguatkan individu atau umat-Nya secara kolektif. Di sisi lain, Alkitab juga memberikan gambarkan individu yang menguatkan dirinya sendiri di dalam Tuhan. Penggalan ayat 1 Samuel 30:6 ini lebih tepat diterjemahkan “Tetapi Daud menguatkan dirinya sendiri di dalam Tuhan, Allahnya” (ESV: But David strengthened himself in the Lord his God). Daud merupakan subyek yang aktif dalam kalimat ini. Setiap anak Tuhan harus bisa seperti Daud dalam hal ini. Umat Kristen bukanlah kumpulan orang pasif yang hanya menantikan Tuhan bekerja di dalam doa. Umat Tuhan haruslah aktif seperti gambaran jemaat yang diberitakan dalam Perjanjian Lama dan lebih jelas lagi dalam Perjanjian Baru. Setiap orang Kristen harus kuat di dalam Tuhan agar bisa efektif dipakai sebagai alat di tangan Tuhan. Daud adalah seorang tokoh teladan yang dapat mengajarkan kita bagaimana menguatkan diri di dalam Tuhan. Bagaimanakah Daud dapat melakukan hal ini?

 

Kitab 1 Samuel tidak menjelaskan secara eksplisit bagaimana Daud melakukan hal ini. Namun Alkitab menyatakan tentang kutipan kalimat, kehidupan, dan karakter Daud. Kita dapat menyimpulkan tiga hal yang sangat mungkin dilakukan oleh Daud untuk menguatkan dirinya sendiri di dalam Tuhan.

 

Daud menguatkan dirinya dengan berdoa

Jika kita melihat mazmur-mazmur karangan Daud yang begitu banyak jumlahnya, maka kita dapat dengan bertanggung jawab berkonklusi bahwa Daud adalah seorang yang rajin berdoa. Doa harus menjadi langkah pertama yang diambil oleh anak-anak Tuhan ketika menghadapi masalah. Oswald Chambers berkata “We tend to use prayer as a last resort, but God wants it to be our first line of defense.” Ini adalah satu teguran yang mengingatkan kita kembali bahwa dalam segala hal kita harus bersandar kepada Allah di dalam doa. Daud bisa kuat karena ia bersandar kepada Allah.

 

Daud menguatkan dirinya dengan mengingat janji Tuhan

Dalam Mazmur 19 kita dapat melihat bahwa Daud adalah seorang yang mencintai Taurat Tuhan. Baginya Taurat Tuhan ‘menyegarkan jiwa’ dan ‘menyukakan hati’. Tidak ada orang Kristen yang memiliki iman yang kuat tanpa membaca dan mengingat firman Tuhan. Janji-janji Tuhan membuat Daud terhibur dan dikuatkan. Dua dari dua belas pengintai dengan optimis berkata bahwa bangsa Israel pasti bisa merebut tanah Kanaan karena mereka mengingat dan percaya kepada janji Tuhan. Sekuat apapun musuh dan sebesar apapun tantangan, firman Tuhan tetap jauh lebih berkuasa. Tanpa firman Tuhan, gereja akan kehilangan kekuatannya. Tanpa ketekunan mempelajari dan merenungkan Alkitab, seorang Kristen tidak akan punya kekuatan iman.

 

Daud menguatkan dirinya dengan mengingat penyertaan Tuhan di masa lampau

Saat Daud pergi ke medan perang dan melihat Goliat, ia memutuskan untuk melawannya. Saul meragukan Daud yang bertubuh kecil dan tidak berpengalaman dalam hal berperang. Namun Daud menyatakan satu kalimat iman “TUHAN yang telah melepaskan  aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu” (1 Samuel 17:37). Daud mengingat bagaimana Tuhan telah memimpinnya melalui masalah-masalah di dalam pekerjaannya. Ia yakin bahwa Tuhan yang sama akan tetap memimpinnya melalui masalah-masalah di masa depan. Itu membuatnya berani menghadapi Goliat. Pernahkah kita mengingat-ingat kembali masa pertobatan kita dan masa-masa dimana Tuhan memberikan kita jalan keluar dari masalah-masalah yang sulit? Bukankah kita merasa terhibur dan dikuatkan oleh karena itu? Jika kita sudah mengalami kesetiaan Tuhan secara pribadi dan kita terus menerus mengingatnya, maka kita akan menghadapi masa depan dengan hati yang berpengharapan. Tuhan yang setia tidak mungkin meninggalkan anak-anak-Nya.

 

Maukah kita kuat di dalam Tuhan? Maukah kita menjadi orang yang diberkati oleh Tuhan? Firman Tuhan telah mengajarkan kepada kita bagaimana Daud bisa kuat di dalam Tuhan. Maukah kita meneladaninya?