Menerima karena Kasih

Karena itu, sekalipun di dalam Kristus aku mempunyai kebebasan penuh untuk memerintahkan kepadamu apa yang harus engkau lakukan, tetapi mengingat kasihmu itu, lebih baik aku memintanya dari padamu. Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, lagipula sekarang dipenjarakan karena Kristus Yesus (Filemon 1:8-9).

Rasul Paulus adalah orang yang menginjili Filemon sehingga ia bertobat (Filemon 1:19). Ini membuat Filemon berhutang kepada Paulus. Hal ini sudah sepantasnya mendorong Filemon untuk mendengarkan dan taat kepada Paulus. Selain itu, Paulus adalah seorang rasul, yaitu otoritas yang Tuhan sudah tetapkan sehingga semua orang percaya harus mendengarkannya. Rasul juga disebut sebagai fondasi dari gereja (Efesus 2:20). Hal ini semakin menekankan pentingnya peran para rasul.

Paulus mengirimkan surat kepada Filemon mengenai Onesimus, hamba dari Filemon yang melarikan diri. Paulus ingin Filemon menerima kembali Onesimus yang sudah bertobat secara total, bahkan bukan lagi sebagai hamba tetapi sebagai saudara yang kekasih (Filemon 1:16). Paulus sebenarnya bisa memerintahkan Filemon agar ia memenuhi permintaan Paulus, namun ia tidak memakai pendekatan otoritas. Paulus memakai pendekatan kasih. Kalimat ‘tetapi mengingat kasihmu itu’ sebenarnya lebih tepat diterjemahkan sebagai ‘demi/karena kasih’ atau ‘for love’s sake‘. Jadi Paulus bukan memakai kuasa otoritas tetapi kuasa kasih.

Otoritas yang diberikan kepada kita merupakan suatu anugerah yang harus kita pakai dengan bertanggung jawab. Dengan kuasa otoritas itu kita bisa memaksa orang-orang yang ada di bawah otoritas kita, namun kita harus berbijaksana dalam menggunakan kuasa otoritas kita. Di dalam surat Filemon, Paulus lebih cenderung memakai pendekatan kasih. Paulus merendahkan dirinya dan memohon kepada Filemon untuk memenuhi permintaannya itu. Paulus ingin Filemon menerima Onesimus bukan karena sekadar menjalankan perintahnya tetapi karena kasih.

Apa implikasi dari hal ini? Seandainya Filemon menerima Onesimus karena sekadar menjalankan perintah Paulus, maka setelah Paulus meninggal Filemon bisa segera mengabaikan perintah itu. Filemon juga bisa saja pura-pura menerima Onesimus namun tidak memperlakukannya dengan kasih karena Paulus tidak akan mengetahui hal itu. Namun jika Filemon melakukan itu karena kasih dan tanpa paksaan dari Paulus, maka Filemon akan mengasihi Onesimus dengan tulus terlepas dari keberadaan Paulus yang jauh dari mereka dan umurnya yang sudah tua.