Memahami Kitab Suci dengan Anugerah Allah dan Rasio

Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. (Lukas 24:45)

Salah satu tuntutan untuk setiap orang Kristen adalah orang Kristen harus memahami Alkitab. Firman Allah adalah dasar dari iman Kristen. Tanpa pemahaman yang benar, seorang Kristen tidak mungkin bisa percaya, berpikir, dan bertindak dengan benar sesuai dengan Firman Allah. Jika demikian, maka orang Kristen tidak mungkin bisa hidup menyenangkan hati Allah. Ini membuat pemahaman akan Alkitab menjadi satu kebutuhan bagi setiap orang Kristen. Bagaimana seorang Kristen dapat memahami Alkitab? Ayat ini menyebutkan beberapa hal.

Bagian yang pertama adalah keberadaan Alkitab. Orang Kristen membutuhkan Alkitab untuk bisa mengetahui apa yang Allah kehendaki. Allah sudah memberikan kepada umat-Nya firman yang tertulis supaya setiap orang Kristen bisa membacanya. 2 Timotius 3:16 menjelaskan pentingnya Alkitab bagi setiap orang percaya. Perkataan yang disampaikan hanya dari mulut ke mulut saja bisa mengalami perubahan seiring waktu sehingga tidak bisa dijamin kekonsistenannya, namun firman yang tertulis bisa dijaga keasliannya. Itulah mengapa Allah memberikan firman dalam bentuk yang tertulis kepada orang Kristen sampai hari ini.

Bagian yang kedua adalah anugerah. Yesus membuka pikiran mereka. Tanpa anugerah dari Tuhan, tidak mungkin seorang pembaca Alkitab bisa sampai kepada pengertian yang sejati akan firman. Tanpa anugerah, tidak mungkin firman yang dimengerti bisa mengubah hati pembacanya. Memahami Alkitab bukan hanya berbicara tentang mendapatkan pengertian yang memuaskan otak tetapi juga perubahan hidup sesuai dengan firman yang dimengerti.

Bagian yang ketiga adalah rasio. Pikiran mereka dibukakan. Ini berarti orang Kristen harus memakai rasionya juga dalam memahami firman Allah. Alkitab tidak pernah mengajarkan agar orang Kristen membuang rasionya tetapi Alkitab mau agar setiap orang Kristen membarui akal budinya sesuai dengan firman Tuhan agar ia dapat mengerti kehendak Allah dan pada akhirnya hidup menyenangkan Allah.