Katekismus Heidelberg P7 – Asal Keburukan Manusia

Renungan harian

18 Januari 2021

Katekismus Heidelberg

P7 – Asal Keburukan Manusia

Pert. Jadi, dari mana asal watak manusia yang seburuk itu?

Jaw. Dari kejatuhan ke dalam dosa dan ketidaktaatan nenek moyang kita, Adam dan Hawa, di taman Firdaus (a). Di situ tabiat kita menjadi sedemikian buruk, sehingga kita semua dikandung dan dilahirkan dalam dosa (b).

(a) Kej 3:6. (b) Maz 51:7.

Bagian ini berbicara tentang asal mula sifat manusia yang buruk. Itu berasal dari dosa. Dosa itu tidak hadir dalam hidup manusia pada saat umur tertentu saja tetapi dikatakan bahwa ‘kita semua dikandung dan dilahirkan dalam dosa’.

Manusia menjadi jahat terutama bukan karena pengaruh buruk dari lingkungan atau ajaran yang salah. Semua itu bisa memperburuk watak seseorang, namun akar kejahatan dalam diri manusia itu sendiri adalah dosa.

Suatu survei atau penelitian dari orang-orang non-Kristen pernah menyatakan bahwa akar kejahatan adalah kemiskinan atau kurangnya edukasi, namun pada kenyataannya kejahatan juga terjadi di tempat-tempat yang makmur dan memiliki akses edukasi yang terjangkau.

Pada kenyataannya, anak kecil bisa berbuat jahat (dalam skala umur mereka) tanpa perlu diajarkan oleh siapapun. Manusia pada umur berapapun bisa memunculkan dan melakukan ide-ide jahat tanpa perlu ada pengarahan atau diberitahu secara khusus. Ini semua karena dosa yang ada dalam diri manusia.

Di dalam sejarah, manusia terus memikirkan cara untuk membuat hidup manusia menjadi lebih baik, tetapi tidak ada satupun yang mampu menyelesaikan masalah dosa selain karya penebusan Tuhan Yesus Kristus.