TULIP (3): Penebusan Terbatas (Limited Atonement)

PERLUNYA PENDERITAAN DAN KEMATIAN KRISTUS
Sebagai akibat dari keadilan dan kebenaran Allah, dosa harus ditindaklanjuti dengan hukuman mati. Manusia yang berdosa, binatang yang mati, dan malaikat tanpa tubuh tidak akan pernah dapat membayar dosa-dosa orang lain. Satu-satunya korban yang dapat menyenangkan Allah haruslah korban yang sempurna dan tanpa dosa. Tidak ada cara lain. Kristus berdiri di antara Allah Bapa (yang murka kepada manusia oleh karena dosanya) dan manusia yang telah jatuh dan berdosa (yang harus menanggung murka Allah).

BUKTI BAGI PERLUNYA PENEBUSAN KRISTUS
Korban pemuasan dosa dan pembebasan darinya hanya mungkin melalui Seseorang yang adalah Allah sekaligus manusia. Yesus Kristus adalah satu-satunya domba persembahan yang diperkenan oleh Allah karena benar-benar Allah, benar-benar manusia dan manusia yang benar (tanpa dosa).

KASIH YANG MENGORBANKAN DIRI
Filipi 2: 6-8 menjelaskan betapa dalamnya Kristus telah merendahkan diriNya dalam penjelmaanNya, dalam penderitaanNya dan dalam kematianNya.

MENGHAPUSKAN MURKA ALLAH
Kristus tidak hanya menanggung dosa-dosa anak-anakNya tetapi juga menanggung murka dan kutuk Allah Bapa. “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita sebab ada tertulis : ‘Terkutuklah orang yang digantung di kayu salib!’” Pengorbanan Kristus telah menghapuskan murka Allah, sebab pengorbanan itu memenuhi tuntutan Allah bahwa dosa harus dihukum dengan kematian, meskipun bukan kematian umat pilihan yang berdosa melainkan Kristus yang menggantikan mereka. Murka Allah dapat dihilangkan dengan dua cara:

  • Secara objektif di dalam Kristus :percaya kepada Sang Pengantara yang telah menanggung semua dosa pada diriNya melalui penderitaan dan kematianNya.
  • Secara subjektif di dalam diri manusia :melalui iman manusia yang menerima pengorbanan itu bagi keselamatannya.

KEHINAAN DAN KEMULIAAN
Kristus menunjukkan ketaatan ganda:

  • Ketaatan aktif : Selama hidupNya, Kristus taat pada seluruh hukum BapaNya.
  • Ketaatan pasif : ketaatan Kristus selama Dia menderita dan mati (kerelaanNya untuk mati dan menyerahkan diriNya sampai mati.

Kristus memperoleh keselamatan bagi umatNya melalui lima ketetapan di dalam keadaanya yang hina di dunia (yaitu kelahiran, penderitaan, kematian, turunnya Ia ke dalam kerajaan maut, dan penguburannya). Keselamatan diterapkan melalui empat ketetapan di dalam kemuliaanNya (yaitu kebangkitanNya, kenaikanNya, duduknya Dia di sebelah kanan Allah dan kedatanganNya kembali untuk menghakimi.

JANGKAUAN PENEBUSAN
Untuk siapakah Kristus menderita? Secara umum ada tiga pandangan yang akan dibahas yaitu : Universalisme, Arminianisme dan Calvinisme (Reformasi).

UNIVERSALISME
Keselamatan bersifat universal. Mereka berpendapat bahwa Kristus memberikan pengorbananNya bagi semua orang tanpa terkecuali. Mereka percaya bahwa semua orang pasti diselamatkan bahkan termasuk setan-setan pun diselamatkan. Doktrin ini jelas bertentangan dengan Firman Allah.

ARMINIANISME
Pandangan ini mengajarkan bahwa Kristus tidak mati untuk sebagian orang tertentu. Akan tetapi melalui karya penebusanNya, penebusan menjadi mungkin bagi setiap orang. Doktrin/pandangan ini pun tidak Alkitabiah.

CALVINISME
Pandangan Calvinisme mengenai doktrin penebusan ialah bahwa Kristus telah mati bagi orang-orang tertentu yang terbatas jumlahnya, yakni bagi mereka yang telah dipilih Bapa dan yang sejak kekekalan telah diberikan kepada Anak untuk diselamatkan melalui penderitaan dan kematianNya. Hal ini disebut dengan doktrin Penebusan Terbatas. “…..Bukan untuk dunia aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepadaKu… (Yoh 17:6,9-10)

NILAI YANG TIDAK TERBATAS DARI KORBAN KRISTUS
Doktrin pemilihan dan penebusan terbatas tidak boleh menyebabkan kita tidak mengabarkan Injil dengan sepenuhnya atau sama sekali tidak memanggil orang berdosa untuk bertobat seperti yang dilakukan oleh orang-orang hyper-calvinisme. Firman Allah jelas menunjukkan bahwa kita harus menawarkan kepada setiap orang, dan setiap orang yang mendengarkan harus dipanggil untuk menerima keselamatan ini. Darah Kristus memiliki nilai dan kuasa yang tidak terhingga sehingga orang yang paling berdosa pun dapat diselamatkan olehnya. Ajaran Dordrecht mengajarkan bahwa kematian Anak Allah ini adalah korban pelunasan satu-satunya yang sempurna untuk dosa.

KESELAMATAN OLEH ALLAH TRITUNGGAL
Keselamatan adalah pekerjaan Allah Tritunggal. Allah Bapa : Memilih, Allah Anak : menderita dan memuaskan, Allah Roh Kudus : menerapkan pekerjaan penebusan ketika Dia mengumpulkan umat pilihan dan menanamkan iman di dalam hati mereka.

AYAT-AYAT ALKITAB YANG TAMPAK BERTENTANGAN
Ada sejumlah ayat-ayat di Alkitab yang tampak bertentangan dengan doktrin Penebusan Terbatas yang biasa digunakan oleh bidat-bidat. Misalnya kata dunia dan untuk semua orang. Namun jika kita melihat konteksnya bahwa itu semua bukanlah berarti bahwa Yesus mati untuk semua orang.

ANUGERAH UMUM DAN BERKAT-BERKAT SEMENTARA
Anugerah umum menyiratkan bahwa kita masih dapat hidup rukun dan saling mengasihi termasuk dengan orang-orang yang tidak percaya. Allah memelihara bumi dengan musim, iklim dan kuasa-kuasa alam. Pengorbanan Kristus bukan hanya menghilangkan murka Allah atas dosa-dosa umatNya melainkan juga sebagian kutuk atas bumi dan penduduknya secara umum (walaupun hal ini tidak dapat membebaskan mereka dari penghukuman). Namun berkat-berkat Allah ini diberikan dimaksudkan untuk kemuliaan Allah.

TULIP (2): Pemilihan Tanpa Syarat (Unconditional Election)

Pemilihan atas manusia untuk diselamatkan merupakan bagian dari doktrin keputusan kehendak Allah. Keputusan kehendak Allah, yang pasti merupakan keputusan yang bijak dan sukar untuk kita selidiki. Namun Tuhan sdh memperigatkan kita melalui Ulangan 29:29 : “ Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi Tuhan, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita….”

MENENTANG MANUSIA
Doktrin keputusan kehendak Allah : Allah menetapkan dan mengetahui segala sesuatu sebelumnya, mencakup ajaran predistinasi atau ketetapan Allah mengenai keselamatan manusia. Doktrin keputusan kehendak Allah akan membuat manusia bergantung pada Allah. Manusia duniawi menyangkal pemerintahan Allah. Mereka tidak menerima keputusan kehendak Allah. Beberapa pemikiran manusia yang tidak menerima melihat sbb :

  • Takdir dan keberuntungan
  • Peristiwa dunia jalan dengan sendirinya seperti jam.
  • Sesuatu terjadi akibat peristiwa-peristiwa kebetulan
  • Sama sekali tdk memikirkan hal ini dan menerima saja apa yg terjadi

DOKTRIN ALKITAB DAN TEOLOGI REFORMED
Doktrin keputusan kehendak Allah dan predistinasi keadaan kekal manusia adalah sepenuhnya alkitabiah. Karena Allah yang kekal adalah penyebab dari segala sesuatu yang ada. Dia telah menciptakan bumi dan segala isinya. Oleh karena itu, Dia dapat berbuat apa saja kepada ciptaanNya sesuai dengan yang dikehendakiNya. Terlalu banyak bukti bahwa Allah sudah menetapkan segala sesuatu sebelumnya. Misalnya kisah Yusuf dan bangsa Israel dibawa ke tanah perjanjian, kisah sejarah para hakim dan raja dan nabi sampai kepada Kristus. Rencana Tuhan tetap untuk selama-lamanya, rancangan hatiNya tetap turun-temurun (Mazmur 33:11). Alkitab juga mengajarkan doktrin pemeliharaan Allah misalnya seperti dalam Mat 10:29, Luk 12:6-7 (burung pipit), Luk 21:18 (sehelai rambut). Paulus juga menegaskan mengenai doktrin keputusan kehendak Allah ini secara khusus ketika dia membahas mengenai pemilihan dan penolakan Allah (Rom 9-11). Doktrin keputusan kehendak Allah dan kehendak baikNya juga ditekankan oleh para reformator seperti John Calvin dalam buku the Institutes, pasal-pasal Ajaran Dordrecht (Kontra-Remostran), katekismus Heidelberg, Pengakuan Iman Gereja Belanda.

KEHENDAK ALLAH YANG BERDAULAT
Ketika kita membahas mengenai keputusan kehendak Allah dan pemilihan Allah, sangat penting untuk mengaku bahwa Allah tetaplah Allah, yang berarti Dia tidak perlu mempertanggung jawabkan tindakanNya kepada siapapun. Kehendak Allah yang berdaulat : Allah bebas (yakni tidak dibatasi oleh apapun selain oleh kehendak bebasNya sendiri) untuk berkehendak, merancang dan bertindak sesuai yang diinginiNya. (I Sam 3:18, 2 Sam 10:12, 2 Sam 15:26, Maz 39:10, 2 Sam 24:14, Mat 26:39). Kehendak Allah yang berdaulat juga disebut dengan kerelaan kehendakNya. (Maz 51:20, Maz 106:4, Mat 11:25-26, Kol 1:19). Segala sesuatu yang terjadi di bumi selalu sesuai dengan kemauan dan kerelaan kehendak Allah. Kehendak itu tidak bergantung kepada manusia sebab Allah adalah Allah yang berdaulat.

PENGETAHUAN ALLAH SEJAK SEMULA
Segala sesuatu telah diketahui terlebih dahulu oleh Allah, bahkan sebelum Ia menciptakan dunia. Pengetahuan Allah sejak semula atas segala sesuatu yang akan terjadi dihubungkan dengan dan ditetapkan oleh ketetapan-ketetapan kekalNya mengenai segala sesuatu. (Rom 11:33). Pengetahuan Allah sejak semula bahkan mencakup kejadian-kejadian kecil yang tidak begitu penting (kisah butung pipit dan sehelai rambut).

PEMELIHARAAN DAN DOSA
Pemeliharaan Allah juga mencakup dosa. Ia sudah tahu sebelumnya dosa-dosa apa yang akan dilakukan dan siapa yang melakukannya, namun kejatuhan itu tidak ditimbulkan dan diharapkan oleh Dia. Segala sesuatu telah ditetapkan sebelumnya oleh Allah sesuai dengan keputusan kehendakNya dan manusia sendiri harus bertanggung jawan atas perbuatannya.

PREDESTINASI : PEMILIHAN DAN PENOLAKAN
Predestinasi adalah keputusan kehendak dan ketetapan Allah mengenai keadaan kekal semua orang. Predestinasi terdiri dari dua bagian : predistinasi untuk kehidupan kekal di sorga (pemilihan) dan predistinasi untuk hukuman kekal di sorga (penolakan). Urutannya adalah pertama-tama pemilihan (anugerah dan kemurahan Allah) lalu penolakan (membiarkan yang lain dalam keadaan tidak percaya dan binasa (keadilan Allah).

JANGKAUAN DAN TINGKATAN PEMILIHAN
Pemilihan dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan dan jangkuan. Menurut Calvin sbb:

  • Pemilihan terhadap suatu bangsa. Allah telah menetapkan bangsa mana yang secara khusus akan dilawat dengan pembertaan Injil.
  • Pemilihan secara pribadi : dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga Kristen.
  • Orang-orang tertentu telah dipilh untuk menjalani suatu pekerjaan, tugas dan jabatan tertentu.

PEMILIHAN DI DALAM KRISTUS
Pemilihan untuk keselamatan merupakan pemilihan di dalam Kristus (Ef 1:4). Artinya bahwa Allah memilih dengan mempertimbangkan pekerjaan Kristus. Dipilih dalam Kristus : menunjukkan bahwa umat pilihan, tanpa kecuali hanya dapat diselamatkan melalui pekerjaan Kristus sebagai Pengantara. Semua orang yang dipilih untuk mendapatkan keselamatan akan mencari keselamatan di dalam Kristus dan akan menemukannya.

JUMLAH UMAT PILIHAN
Dengan bijaksana, pengakuan-pengakuan iman tidak menyatakan apa-apa mengenai jumlah umat terpilih. Di dalam Alkitab sendiri, kita bisa memperhatikan lima hal yang berkaitan dengan jumlah orang pilihan:

  • Lukas 13:23-24, tetapi ini pun tidak mengacu pada jumlah orang yg dipilih.
  • Ulangan 29:29 : hal-hal yang tersebunyi hanya utk Allah.
  • Wahyu 20 : 12 : kitab kehidupan akan dibuka ketika kedatanyan Yesus kedua kali.
  • Matius 20:16 : menyatakan bahwa tidak semua orang Kristen pada umunya masuk ke dalam kerajaan sorga.
  • Wahyu 19:1 (himpunan besar orang banyak), Wah 7:9 (suatu kumpulan besar orang yang tidak dapat terhitung banyaknya dari segala bangsa, suku, kaum dan bahasa). Hal ini menunjukkan Allah yang memiliki dan mengaruniakan anugerah yang berkelimpahan.

INFRA DAN SUPRA-LAPSARIANISME
Orang pada zaman dulu mencoba menelaah ketetapan-ketetapan Allah dalam urutan logis. Secara umum ada dua kelompok, yaitu:

  • Kaum Supra-Lapsarianisme : predestinasi-penciptaan-kejatuhan
  • Kaum Infra-Lapsarianisme : penciptaan-kejatuhan-pemilihan

Pengakuan Iman Gereja Belanda dan pasal-pasal Ajaran Dordrecht dan sebagian besar penulis Reformasi dan Reformasi kedua lebih ke Infra-Lapsarianisme. Namun demikian, bukanlah hal yang sangat penting bagi kita untuk memilih dari kedua hal tsb di atas. Yang benar-benar kita perlu jaga adalah dua hal :

  • Allah telah memilih dan menolak
  • Manusia bertanggung jawab sepenuhnya atas dosa-dosanya dan sebagai akibatnya kebinasaan kekalnya sendiri. “kita diselamatkan hanya melalui kemurahan Allah yang memilih, tetapi kita binasa hanya melalui kesalahan dan ketidakpercayaan kita sendiri.

MENGAPA DIPILIH ATAU DITOLAK
Kita dipilih atau ditolak bukan berdasarkan respon perbuatan baik kita seperti yang dipercaya oleh kaum Arminian. 1 Yoh 4:19, Yoh 15:16, Ef 1:4, Ef 2:8-10 : uratannya jelas: pertama orang dipilih kemudian menghasilkan buah. Mengapa Allah telah memilih dan menolak : karena hal itu menyenangkanNya. Tujuan pemilihan : dimuliakannya Allah oleh orang-orang berdosa. Tujuan penolakan : Allah menolak untuk membinasakan.

PERTANGGUNGJAWABAN
Pemilihan dan Penolakan tidak menghilangkan tanggung jawab manusia. Tokoh reformasi, dengan mengikuti Alkitab, dengan jelas menunjukkan bahwa Allah juga telah memilih sarana-sarana keselamatan. Ia harus mencati anugerah, bertobat dan percaya kepada injil. Allah sungguh-sungguh memanggil kita untuk bertobat (termasuk orang-orang yang ditolak) diundang untuk menerima keselamatan Injil. Yoh 5:40, Mat 23:37, Luk 19:27, ayat-ayat ini tidak menyatakan bahwa kita tidak mampu bertobat (ketidakberdayaan kita) tetapi bahwa kita tidak ingin (ketidakmauan) berbalik kepada Tuhan. Semua orang yang mendapatkan pelayanan Firmat harus memanfaatkan sarana-sarana yang dapat menuntun mereka kepada pertobatan yang sesungguhnya.

KEPASTIAN PEMILIHAN
Orang percaya diyakinkan dan dipastikan akan pemilihannya melalui buah-buah pemilihan, yakni dukacita karena dosa dan keinginan untuk melakukan pekerjaan baik. Hal ini sangat tegas dikatakan dalam pasal-pasal Ajaran Dordrecht. Oleh kepastian pemilihan ini, umat pilihan tidak akan berdiam diri dalam kedamaian semu tetapi terlebih akan mencari Tuhan dan mengikutiNya dalam Kristus bahkan lebih bersungguh-sungguh dan lebih bersukacita dengan berjalan di dalam kehidupan yang baru dan kudus.

BUAH PEMILIHAN
Yes 43:21: “Umat yang telah Kubentuk(Kupilih) bagiKu akan memberitakan kemasyhuranKu. Buah dan tujuan dari kasih Allah yang memilih adalah kemuliaan namaNya.

TULIP (1) – Kerusakan Total (Total Depravity)

LIMA POKOK CALVINISME

oleh  G.J. BAAN

  1. TOTAL DEPRAVITY/TOTAL INABILITY(KERUSAKAN TOTAL/KETIDAKMAMPUAN TOTAL)
  2. UNCONDITIONAL ELECTION (PEMILIHAN TANPA SYARAT)
  3. LIMITED ATONEMENT/ LIMITED REDEMPTION (PENEBUSAN TERBATAS)
  4. IRRESSISTIBLE GRACE (ANUGERAH YANG TDK DPT DITOLAK)
  5. PERSEVERANCE OF THE SAINTS (KETEKUNAN ORANG-ORANG KUDUS)

Pendahuluan

Kelima pokok ini ditetapkan ketika doktrin Reformasi ditetapkan dalam Sinode Nasional Dordrecht di Belanda pada tahun 1618-1619 selama 7 bulan dan 154 kali persidangan. Sinode ini untuk membahas kelima pokok doktrin Arminianisme (Prof. Jacobus Arminius (1560-1609) yang antara lain :

  • Kehendak bebas manusia untuk memilih yang baik atau yang jahat.
  • Pemilihan Allah yang bersyarat terhadap manusia yang didasarkan pada iman dan perbuatan baik manusia yang sudah diketahui Allah sebelumnya.
  • Penebusan yang bersifat universal.
  • Keterbatasan pekerjaan Roh Kudus, (manusia dapat menolak untuk bertobat)
  • Kemungkinan untuk orang-orang kudus kehilangan anugerah Allah.

TOTAL DEPRAVITY/TOTAL INABILITY(KERUSAKAN TOTAL/KETIDAKMAMPUAN TOTAL)

Manusia pada naturnya sudah rusak total di dalam dan di luar dirinya (di dalam hati dan dalam hidupnya. Kejatuhan manusia dalam dosa (Kejadian 3). Tokoh-tokoh Alkitab yang sudah dikaruniai dengan anugerah Allah pun masih banyak melakukan dosa seperti : pembunuhan dan pembantaian (Daud), kemabukan (Nuh), kekejaman (Daud), kesombongan dan keangkuhan (Daud dan Petrus), perzinahan dan kecemaran (Daud, Salomo, Simson), kebohongan (Abraham, Ishak, Yakub, Petrus). Apalagi mereka yang belum mendapat anugerah Allah. Rom 7:13-26 “ Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat, dan aku manusia celaka.”

DOSA DAN ANUGERAH

Hakikat dan ciri khas dari ajaran Reformasi adalah dosa-anugerah. Hal ini dapat dilihat pada banyak bagian Alkitab yang membicarakan anugerah setelah membahas dosa-dosa dan kerusakan manusia. Tuhan bebas memilih bekerja dalam hati anak-anakNya dengan caraNya sendiri, tetapi biasanya Allah pertama-tama meyakinkan manusia akan keadaanya yang rusak, jahat dan penuh dosa. Dengan cara ini, ada ruang yang tersedia bagi anugerah Allah, yang bisa didapatkan dalam Kristus Yesus. Dengan demikian anugerah itu akan sangat dihargai dan mulai bersinar seperti mutiara. Yoh 15:16, “Bukan kamu yang memilih Aku tetapi Aku yang memilih kamu.” I Yoh 4:19, ”Kita mengasihi Dia karena Dialah yang terlebih dahulu mengasihi kita.”

Manusia dicipta menurut GAMBAR ALLAH. Kej 1:27, “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya…” berarti manusia itu sempurna seperti Allah, namun ditempatkan di bawah-Nya. Pada saat itu manusia tidak mengenal dosa atau akibat-akibat yang ditimbulkannya seperti penyakit dan kematian.

ADAM SEBAGAI KEPALA

Adam diciptakan sebagai kepala keluarga. Jika ia berdosa, ia akan menyeret istri dan seluruh anggota keluarganya. Adam adalah kepala ciptaan (memberi nama kepada ciptaan dan berkuasa atas ciptaan, Kej 1:28) berarti Adam adalah kepala umat manusia (dosa Adam atau ketaatannya akan berdampak pada seluruh umat manusia). Roma 5:12-21, Adam sebagai kepala kovenan kerja (jika Adam mentaati perintah pencobaan Allah, maka ia akan diberi kebahagian kekal.

APAKAH ALLAH TIDAK ADIL?
Paulus dengan tegas mengingatkan kita untuk tidak mempertanyakan keadilan Allah dalam Rom 9:14-23. Bukan hanya karena ketidaktaan Adam tapi karena kita terus menerus berbuat dosa dan memberontak kepada Allah.

PENYEBAB KERUSAKAN DAN KETIDAKMAMPUAN MANUSIA

Manusia diciptakan Allah dengan sempurna. Setelah penciptaan manusia pada hari yang keenam, dikatakan bahwa Allah melihat segala sesuatu itu sungguh amat baik. Adam diciptakan sempurna, namun dia bebas memilih untuk melakukan apa yang baik atau yang jahat. Ketika Adam jatuh ke dalam dosa, kebebasan itu hilang sehingga manusia menjadi budak dosa.

HAKIKAT DOSA ADAM

Dosa memakan buah terlarang merupakan pertanda kesombongan.Selain itu, dosa tersebut merupakan dosa iri hati, manusia iri hati kepada Allah karena Dia tahu apa yang baik dan apa yang jahat. Adam dan kemudian kita telah melanggar 10 Hukum Tuhan. Jika dibandingkan dengan perkataan Yesus dalam Mat 22:37-40 (mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati), kita dapat melihat betapa dalamnya Adam dan kita jatuh dalam dosa.
Kita melakukan dosa ketidakpercayaan kepada Firman Allah.

AKIBAT-AKIBAT DARI DOSA ADAM

Kematian yang datang sebagai hukuman atas dosa mempunyai tiga rangkap.

(1) Kematian sementara. Semua orang akan mengalami kematian pada saat jiwa dan raga terpisah.

(2) Kematian rohani. Manusia telah terpisah dari persekutuan yang menyenangkan dengan Allah.

(3) Kematian kekal. Akan menghampiri semua orang yang mati sebelum didamaikan dengan Allah melalui pengorbanan Kristus di atas kayu salib.
Adam dan Hawa diusir selamanya dari Taman Firdaus. Adam dan Hawa langsung menyadari ketelanjangan mereka dan merasa sangat malu karenanya. Keadaaan manusia yang mati dan rusak secara rohani.

KEADAAN MATI MENCAKUP SEMUA MANUSIA

Keadaan mati = ketidakmampuan, manusia tidak mampu atau berdaya untuk melakukan yang baik. (pasif)
Keadaan mati = ketidakmauan, manusia tidak mau melakukan apa yang baik. (aktif)
Keadaan mati = kerusakan total: Keadaan mati yang lengkap, bukan sakit, cacat atau setengah mati. Orang mati tidak dapat menghidupkan dirinya sendiri. Harus ada mujizat anugerah Allah.
Manusia rusak secara keseluruhan. Pengertiannya, keinginannya, perasaannya, perbuatannya, kelakuannya dan kehidupannya.

BUKTI-BUKTI KEADAAN MATI

Kita berbuat dosa (dosa-dosa dalam tindakan). Manusia penuh dengan dosa, perbuatan, pemikiran dan perkataan. Kita lalai melakukan perbuatan baik (dosa kelalaian). Kita lalai melakukan apa yang dikehendaki Allah dari kita. Keadaaan mati kita juga dibuktikan dengan tindakan kita yang melupakan Tuhan (dosa ketidakpercayaan). Sekarang manusia dapat melakukan segalanya tanpa Allah dan manusia hidup untuk dirinya sendiri.

DOSA WARISAN

Dosa warisan adalah bahwa setiap manusia telah diberi benih dosa dan sebagai akibatnya ia hanya bisa berbuat dosa dan membenci Allah. Dosa warisan : Kebersalahan warisan dan kecemaran dosa yang diwariskan. Kebersalahan warisan : dosa yang diperbuat Adam sebagai kepala kovenan dan dgn demikian kita semua juga berdosa.
Kecemaran dosa yang diwariskan : manusia hanya bisa melakukan kejahatan dan perbuatan dosa sebagai akibat dari dosa Adam.
Dosa warisan ditentang banyak orang seperti arminian. Tapi reformed memegang teguh dosa warisan.

PERCIKAN-PERCIKAN API YANG TERSISA

Setiap manusia masih memiliki percikan-percikan dari keadaannya sebagai gambar Allah dan dapat dibagi :

(1) Kasih Umum : kasih sayang alami yang dirasakan di antara sesama manusia (pernikahan, keluarga, pertemanan, dlsb).
(2) Anugerah umum Allah.

(3) Pengetahuan bawaan tentang Allah: setiap orang betapapun ia memusuhi dan berdosa terhadapNya, mereka mengetahui bahwa Allah itu ada. Percikan-percikan api ini, yang tetap tinggal dalam diri setiap manusia, akan menggerakkan dia untuk memohon kepada Tuhan agar Ia memberinya terang Injil.

KEYAKINAN AKAN KERUSAKAN ROHANI

Penginsyafan akan dosa dan keadaan kita yang berdosa ini dapat dirasakan dalam waktu yang lebih lama atau lebih sebentar. Dalam hikmat dan kedaulatanNya, Tuhan menetapkan berapa lama waktu yang diperlukan bagi orang untuk merasakan penginsyafan ini.
Dari waktu ke wakt, anak-anak Allah menjadi sadar betapa rusak, berdosa dan tidak setianya mereka. Dengan demikian mereka akan selalu membutuhkan Kristus.

ANUGERAH ALLAH DATANG DARI SATU PIHAK DAN BERDAULAT

Doktrin kerusakan total manusia menunjukkan kepada kita bahwa anugerah Allah datang dari satu pihak. Manusia tidak pernah bertanya-tanya dan mencari Allah. Manusia berbuat semampu mungkin untuk tetap menjauh dari Allah. Manusia tidak akan pernah mampu dan memiliki kemauan untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Jika ada jalan untuk kembali kepada Allah, haruslah karena dibukakan olehNya , hanya oleh Allah, bukan oleh manusia. Anugerah itu berdaulat. Semua manusia sama berdosa dan jahat di hadapan Tuhan. Tapi dari semua mereka, Tuhan memilih orang untuk diselamatkan sesuai dengan kehendak dan kedaulatan Allah. Dia mengeluarkan sebagian orang dari keadaan dosa itu untuk diselamatkan dan membiarkan yang lain dalam kebinasaan. Manusia harus menghormati Allah yang berdaulat atas kehendakNya itu. Doktrin Kerusakan Manusia pada akhirnya harus membuat kita berseru seperti Paulus : “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! Oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” (Roma 7:24-25)

Tidakkah Kami Mempunyai Hak?

Pengarang                 : Mabel Williamson

Prakata                       : Pdt. Dr. Stephen Tong

Kata Pengantar         : James M. Boice

Penerbit                     : Momentum

Tempat Terbit           : Surabaya

Tahun Terbit             : Sept 2007

Tebal Buku               : 139 hlm.

 

Buku rohani ini secara garis besar bercerita tentang seorang Kristen yang harus rela melepaskan haknya ketika sungguh ingin melayani Tuhan. Mereka yang terpanggil untuk melayani Tuhan menyadari bahwa sesungguhnya orang tersebut tidak mempunyai hak atas apapun yang dipertahankan dari dirinya. Buku ini adalah terjemahan dari buku berjudul “Have We No Rights?” oleh Mabel Williamson. Beliau adalah seorang missionaris yang mengawali pelayanannya dengan China Inland Mission yang dikenal sekarang dengan nama OMF (Overseas Missionary Fellowship) tahun 1934. China Inland Mission(CIM) sendiri pertama kali didirikan oleh seorang missionarist dari Inggris terkenal bernama Hudson Taylor tahun 1865. Gambar cover buku ini adalah lukisan Tuhan Yesus yang mencuci kaki para murid. Buku ini bisa didapatkan di toko buku Kristen Momentum dan beberapa toko buku Kristen lainnya di Jakarta dengan harga Rp.40.000

Penulis buku ini membagi bukunya dalam 12 bab. 11 bab pertama menceritakan bagaimana seorang missionarist harus melepaskan hak-hak pribadi yang menjadi ikatan sulit untuk dilepaskan bahkan sering menjadi penghambat dalam ladang pelayanan. Setiap uraian dalam tiap bab membawa kita kepada satu perenungan dalam apa arti menjadi pengikut Kristus, hamba Tuhan dan missionarist. Kontent yang disajikan oleh tiap bab-nya akan menghantam pembaca di tempat yang paling peka. Ide mengenai hak-hak pribadi yang sering diperjuangkan oleh manusia bahkan lembaga hukum yang membela hak asasi manusia sering kali ber-oposisi dengan penguraian dari buku ini. Dengan tajam, penulis mengusik kenyamanan dan kesenangan diri sebagai seorang pelayan di ladang misi, khususnya missionarist.

Jika ditelaah, buku ini memberikan gambaran umum tentang budaya dan adat-istiadat Chinese di Cina. Tentu saja menjadi kesulitan bagi penulis yang sangat kental dengan budaya dan adat-istiadat western di awal pelayanannya untuk beradaptasi dengan budaya tersebut. Tetapi pada akhirnya penulis memberikan solusi bagi pembaca bagaimana mengatasi konflik antara 2 budaya besar tersebut. Solusinya adalah dengan merenungkan kembali arti menyangkali diri sendiri sebagai orang Kristen yang sudah dikuduskan oleh Tuhan Allah. Dalam hati terdalam seorang missionaris atau seorang hamba Tuhan, terkadang keinginan untuk mempertahankan hak sebagai manusia timbul dalam ladang misi. Namun, penulis memberikan uraian tentang hak-hak apa yang harus dilepaskan di ladang misi untuk kebaikan pelayanan yang membawa kemuliaan bagi nama Tuhan.

Pada bab terakhir dari buku ini, penulis menjelaskan mengapa kita harus rela melepaskan hak-hak pribadi kita. Penulis juga memberikan final thesis dari buku ini yaitu bahwa sebenarnya kita tidak mempunyai hak. Alasan yang diberikan penulis mengapa kita tidak mempunyai hak adalah bahwa DIA, ketika datang ke dalam dunia “tidak mempunyai hak” kecuali hak untuk menanggung penderitaan, penghinaan, caci maki, pukulan, cibiran, ludahan dan mengambil tempat sebagai orang berdosa untuk menggantikan saya dan saudara pembaca sekalian. Jika KRISTUS tidak mempunyai hak, lantas apakah hak kita untuk menuntuk hak-hak pribadi kita? Bagian penutup dari buku ini sangat indah karena diakhiri dengan teladan agung Kristus dalam melepaskan hakNya sebagai Anak Allah.

Buku ini memiliki beberapa kelebihan, setidaknya ada 4 yang saya catat yaitu pertama, memberikan banyak ilustrasi menarik untuk mengerti pembahasannya. Kedua, menggambarkan jurang perbedaan budaya yang besar antara pelayan dan yang dilayani. Ketiga, menggugah dan mendorong pembaca untuk berkeinginan “belajar” menyangkal diri dan melepaskan hak-hak pribadinya. Keempat, penulis sangat tepat dalam memilih judul yang baik (provocative) untuk buku maupun tema tiap bab-nya. Berbicara soal kekurangan buku ini, pembahasan pada bab terakhir sangat singkat. Hanya memberikan point-point yang sebenarnya bisa digali lebih dalam dengan memberikan pandangan alkitabiah tentang Kristus yang tidak mempunyai hak. Soli Deo Gloria