God of Creation, All-Powerful

Tuhan Pencipta, Mahakuasa

Lirik

Clarkson, Margaret

(lahir 8 Juni 1915, Melville, Saskatchewan)

Musik

Melodi Tradisional Irlandia

Margaret Clarkson, seorang Kanada yang dibesarkan di sebuah Gereja Presbiterian berlatar belakang Skotlandia, menulis teks ini sebagai tanggapan atas studi Kitab Kisah Para Rasul pasal ke empat oleh Pendeta Eric Alexander dari Glasgow, Skotlandia.

Himne ini berbicara tentang Allah kita yang perkasa dan berdaulat. Bait-bait itu berkembang secara historis dan membicarakan tentang Tuhan pencipta, Tuhan yang kekal, Tuhan yang menebus, Tuhan atas umat-Nya, Tuhan yang berkuasa sampai sekarang. Bait 1 berbicara tentang Tuhan yang maha kuasa dan bijaksana yang menciptakan alam semesta yang “kaya dengan kejutan” (Kisah Para Rasul 4:24). Seluruh iman Kristen didasarkan pada konsep kita tentang siapa Tuhan itu; Allah yang agung ini juga adalah Bapa surgawi kita. Bait 2 mengacu pada “Allah segala zaman, bangsa-bangsa dan kerajaan” (Kisah Para Rasul 4:25-26, 28). Meskipun mereka mungkin tidak sengaja melakukannya, para penguasa dunia entah bagaimana “melakukan kehendak Tuhan.” Bait 3 berbicara tentang Allah yang menebus (lihat Kisah Para Rasul 4:27). Bait 4 berisi satu-satunya petisi dalam himne ini: meminta Tuhan untuk melakukan bagi umat-Nya apa yang telah Dia lakukan di masa lalu, menunjukkan “tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat” (Kisah Para Rasul 4:30-31). Dalam bait 5 kita memanggil “Tuhan yang masih berkuasa sampai saat ini” dengan yakin teguh. Allah perjanjian ini tidak pernah berubah di sepanjang sejarah.

SLANE adalah nama sebuah bukit di dekat Tara di Irlandia yang terhubung dengan sejarah St. Patrick. Karakter menawan dari lagu Irlandia ini menambahkan banyak kepada teks yang terkait dengannya.

Ini adalah himne yang sangat bagus untuk membuka kebaktian. Reharmonisasi bisa dilakukan pada himne ini.

R.P

My Tribute

Persembahanku

Lirik dan Musik

Crouch, Andrae (lahir 1 juli 1945, Los Angeles, CA)

Untuk digunakan dalam konser dengan ansemble Injil “The Disciples”, penyanyi-pianis terkenal Andrae Crouch menggubah sebuah lagu bergaya kontemporer yang berjudul “Persembahanku,” yang merupakan refrain dari lagu ini. Kalimat pembukanya diambil dari himne terkenal Fanny Crosby, “Bagi Allah-lah kemuliaan, Dia telah melakukan hal-hal besar.” Kata – kata penutupnya merujuk pada dua “hal yang paling penting yang telah Allah lakukan” — menyediakan keselamatan melalui darah pendamaian Kristus dan memberikan kehidupan baru kepada semua orang yang percaya pada kebangkitan Kristus. Jadi, dua doktrin penting dari iman Kristen ini dengan tegas dan indah diakui dalam nyanyian sederhana ini.

Meskipun sangat cocok selama masa Paskah, himne ini adalah lagu “pemandu sorak” yang menyenangkan yang dapat digunakan dalam berbagai jenis kebaktian. Himne ini bisa dinyanyikan bersama dengan pembacaan Alkitab, kesaksian, Perjamuan Kudus, dan saat-saat syukur lainnya atas tindakan Allah yang luar biasa di dalam Kristus.

Himne ini membutuhkan iringan yang kuat dengan ritme yang tajam dan suara yang merdu dari individu-individu yang mengetahui secara langsung betapa hebatnya perbuatan penyelamatan Tuhan! Himne ini bisa dinyanyikan dua kali berturut-turut dengan ritardando pada frasa terakhir di saat waktu terakhir.

B.P.

Come, Thou Fount of Every Blessing

Datanglah, Engkau Sumber Segala Berkat

Lirik

Robinson, Robert (lahir 27 September 1735, Swaffham, Norfolk, Inggris; meninggal 9 Juni 1790, Birmingham)

Musik

Kumpulan Musik Sakral, Bagian Kedua (1813)

Himne ini penuh dengan gambaran. Sumber air, sungai, dan aliran air digunakan di seluruh Alkitab sebagai lambang berkat ilahi. Mazmur 36:9b-10a berkata “Engkau memberi mereka minum dari sungai kesenangan-Mu. Sebab pada-Mu ada sumber hayat” dan himne ini menjawab, “aliran belas kasihan yang tidak pernah berhenti memanggil untuk menyanyikan pujian dengan keras.”

Penulis Robert Robinson menulis kata-kata ini hanya tiga tahun setelah keinsafannya yang bersifat mukjizat dari kehidupan yang liar dan penuh dosa. Dia ingat bahwa Samuel, setelah pertempuran di mana bangsa Filistin itu telah dikalahkan, “mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya Eben-Haezer, katanya: ‘Sampai di sini TUHAN menolong kita.’”(1 Samuel 7:12). Karena menyadari bahwa hanya dengan bantuan Allah ia telah membuat kemajuan rohani, Robinson ingin mendirikan “Ebenezer” rohani untuk memperingati kemenangannya atas kejahatan.

Himne ini mencakup gambaran lain lagi, yakni “belenggu”, sebuah rantai yang digunakan untuk mengurung para tahanan. Robinson berdoa agar kebaikan Allah akan menjadi semacam belenggu, menahan dia dari kembali ke kehidupan penuh dosa dan mengikat ‘hatinya yang mengembara’ kepada Penebusnya.

Tiga gambar yang berbeda muncul dalam himne yang dihormati ini — aliran belas kasihan dan berkat, batu peringatan yang melambangkan kemenangan dan kemajuan, dan belenggu untuk menahan orang Kristen ketika godaan muncul. Semua gambar ini terlibat dalam ungkapan, “Dia, untuk menyelamatkan saya dari bahaya, membeli saya dengan darah-Nya yang berharga.” Tuhan membeli kita untuk membebaskan kita!

Himne ini biasanya digunakan dalam bagian pembuka ibadah. Reharmonisasi bisa dilakukan pada himne ini.

J. W

Great Is the Lord

Allah Maha Besar

Lirik dan musik

Smith, Michael W. (lahir 7 oktober 1957, Kenova, WV)

dan Smith, Deborah D. (lahir 3 maret 1958, Nashville, TN)

Kata-kata yang paling sering diulangi dari lagu pujian kontemporer ini didasarkan pada Mazmur 145:2-3: “Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya. Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga.”

Kebesaran Allah ditetapkan dari kekekalan. Tidak ada perbuatan atau nyanyian manusia yang bisa membuat-Nya lebih besar. Sukacita ibadah terlihat dalam pemujaan akan kebesaran Allah yang tertulis dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Para pemazmur, para nabi, dan para rasul terkesan dengan kuasa Allah yang luar biasa untuk memberkati dan menghakimi. Dia benar-benar “transenden,” dan orang yang percaya mengakui serta menyatakan kehebatan itu.

Kalimat pembuka dari lagu ini menyatakan kebesaran Allah dengan menyatakan beberapa sifat-Nya, kebesaran-Nya. Allah itu KUDUS, ADIL, PENUH KUASA, PENGASIH, SETIA, BENAR, DAN BERBELASKASIHAN — dan karena itu patut dipuji!

Lagu ini dapat digunakan kapan saja orang Kristen berkumpul karena mengucapkan syukur dan pujian kepada Allah itu selalu benar. Dalam serangkaian ibadah yang berfokus pada Allah dan sifat-sifat-Nya, lagu ini dapat menjadi lagu tema. Lagu ini juga dapat digunakan sebagai bagian dari medley pujian. Nada kegirangannya paling baik diajarkan melalui pengulangan; selain itu, pengulangan yang sering dari beberapa kata yang kuat adalah kekuatan dari jenis musik ini.

G. B.

A Mighty Fortress Is Our God

Bentang Yang Kuat Adalah Tuhan Kita

Lirik dan Musik

Luther, Martin (lahir 10 November 1483, Eisleben, Jerman; meninggal 18 Februari 1546, Eisleben)

Louis Benson, seorang ahli himne Presbiterian yang terkemuka, menyebut himne ini sebagai “himne yang tidak akan mati, memiliki nilai seni, dan kuat seperti Luther sendiri”. Himne ini mungkin ditulis pada tahun 1527 — tahun dengan tekanan yang luar biasa besar bagi sang Reformator besar. Dia terkenal di seluruh Eropa, namun tidak didukung kuat oleh warga kotanya sendiri. Ia hampir tidak punya uang sepeser pun, namun rumahnya terus dibanjiri tamu dan pengungsi yang mengharapkan dan menerima keramahtamahan. Ia menderita gangguan pencernaan yang menyakitkan, sakit kepala yang hebat, serangan depresi yang melumpuhkan, dan kelelahan yang ekstrem. “Wabah” itu juga datang ke kotanya serta menewaskan banyak orang termasuk beberapa sahabat yang sangat dikasihinya. Luther tertular juga dan pada suatu ketika mengucapkan selamat tinggal kepada istri dan anak-anaknya. Para reformator lain dibakar pada tiang, dan Luther sendiri menjadi sasaran intrik dan ancaman yang terus-menerus.

Pada masa inilah Mazmur ke-46 itu menjadi inspirasinya. “Allah adalah perlindungan dan kekuatan kita, bantuan yang selalu ada dalam kesulitan. Oleh karena itu kami tidak akan takut.” Dalam menulis himne itu, Luther menyatakan keyakinannya kepada Allah dan tekadnya yang teguh untuk menjadi prajurit dan hamba yang setia. Sering disebut sebagai “himne tentang pertempuran reformasi”, himne ini telah menjadi seruan untuk menggalang kekuatan bagi seluruh Gereja.

Himne ini merupakan “suatu keharusan untuk dinyanyikan pada hari Minggu Reformasi, dan juga cocok untuk dinyanyikan dalam banyak kesempatan lain.

B. C.