GLORIFY YOUR NAME (MULIAKANLAH NAMAMU)

Teks & Music: Adkins, Donna ( 18 Juni 1940, Louisville, KY)

Diperlengkapi dengan struktur tritunggal dalam ketiga baitnya, himne ini merupakan salah satu paduan pujian terbaik dari pertengahan tahun 1970-an. Ini adalah sebuah nyanyian pujian doa yang pertama-tama mengungkapkan kasih dan pengabdian kita yang rendah hati kepada Allah dan kemudian memanjatkan doa Yesus sendiri, “muliakanlah namamu!” (Yohanes 12:28 dan 17:1-5).

Nama Allah dimuliakan dalam penyelesaian pelayanan Kristus di bumi, dalam kesaksian setia gereja, yang adalah keluarga Allah, dan dalam pujian para malaikat dan orang suci di surga. Akan tetapi, sungguh mengejutkan bahwa nyanyian rohani ini tidak  menaikkan doa agar kemuliaan Allah terbukti dalam hal-hal yang biasanya dianggap sebagai hal-hal rohani — tidak, nyanyian rohani ini adalah doa agar kemuliaan Allah dinyatakan dari “seluruh bumi” (Lihat Mazmur 108:5, Yesaya 6:3). Nyanyian rohani ini memiliki  nuansa kosmik-biblika di dalamnya — bukan hanya jiwa kita yang terlibat, tetapi seluruh kehidupan kita, semua bangsa, dan, pada kenyataannya, seluruh ciptaan! itulah mengapa terdapat pengulangan permohonan “muliakanlah namamu di seluruh bumi”.

Nyanyian ini paling baik dinyanyikan dalam keselarasan dan mungkin tanpa iringan alat musik, setiap bait dapat dimulai agak tenang dan kemudian kresendo dengan setiap pengulangan doa. Pemimpin musik mungkin ingin menulis sebuah paduan suara untuk tiga kalimat terakhir. Ini merupakan doa pembuka yang tepat untuk awal ibadah dan sebuah doa yang indah setelah khotbah-khotbah yang menyatakan kemuliaan Allah.

Dulu Ku Mau Berkat

Teks & Musik : Albert Benjamin Simpson (15 Desember 1843- 29 Oktober 1919)

Description: C:\Users\auvi\Downloads\simpson-1890.jpgAlbert Benjamin Simpson merupakan perintis Perkumpulan Kristen dan  Misionaris. Ia lahir pada tanggal 15 Desember 1843 di Bayview, Prince Edward Island, Kanada. Ia menyadari panggillan Tuhan sebagai pengkotbah dengan pertobatan secara dramatis di dalam Kristus Yesus. Salah satu peristiwa ketika ia bertobat adalah mendengar kalimat dari pujian Kristen “Pekerjaan baik pertama yang harus kamu lakukan adalah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.” Kalimat ini membuat dia merenung dan membawa dia untuk berkomitmen hidup bagi Kristus segenap hati dan seluruh hidupnya. Ia kemudian mengikuti kelas teologi di Knox College (Toronto). Sesudah lulus pada tahun 1865, Simpson diterima dalam kepastoran di Knox Presbyterian Church Hamilton dan saat yang bersamaan menikah dengan Margaret Henry.

Pada tahun 1873, ketika berumur 30 tahun, Simpson melayani Presbyterian Church di Louisville, Kentucky, dan kemudian di Thirteenth Street Presbyterian Church in New York City. Ia mempunyai dorongan untuk melayani para imigran yang datang ke New York City. Ia pun mendirikan gereja yang berfokus pada pelayanan terhadap orang-orang yang tidak punya rumah, sakit, dan miskin. Hal ini pula yang semakin menyadarkannya betapa diperlukan penjangkauan yang begitu luas melalui penginjilan ke seluruh dunia. Ia pun memulai Perkumpulan Kristen dan Misionaris (The Christian and Missionary Alliance) yang sepenuh terjun dalam memenuhi amanat agung (Matius 28:18-20). Doktrin yang ditekankan yaitu Kristus sebagai Juruselamat, Pengudus, Penyembuh dan Datang Kembali sebagai Raja (Christ our Savior, Sanctifier, Healer, and Coming King).

Menurut Simpson, pelayanan itu mencakup banyak hal. Ia menuliskan tentang bagaimana kerohanian sejati akan memimpin pada perkembangan pelayanan gereja:

“Dia (Kristus) menunjukkan kepada kita rencana sebuah gereja Kristen yang jauh lebih dari sebuah asosiasi teman menyenangkan untuk mendengarkan seminggu sekali untuk wacana intelektual dan hiburan musik dan melanjutkan dengan mekanisme kerja Kristen; melainkan sebuah gereja yang bisa sekaligus rumah dari setiap bentuk bantuan dan berkah yang Yesus berikan kepada orang yang kehilangan dan menderita, tempat kelahiran dan rumah jiwa, air mancur penyembuhan dan pembersihan, yang berlindung untuk anak yatim dan tertekan, sekolah untuk budaya dan pelatihan anak-anak Allah, gudang senjata dimana orang kristen dilengkapi untuk peperangan rohani. Seperti pusat populasi bagi dunia yang menyedihkan dan berdosa ini!”

SIAPAKAH BAYI YANG TIDUR? (What Child Is This)

Teks  : William C. Dix

Musik: Melodi Inggris Tradisional

Siapa yang hadir ketika Tuhan Yesus lahir ke dunia ini? Yang pasti ada para malaikat, Yusuf dan Maria, para gembala, dan orang-orang majus yang melihat kehadiran Sang Juruselamat pertama kali di dunia ini. Ketika mengetahui siapa saja yang hadir, maka kita menjadi heran siapakah Dia yang diwaktu kelahiranNya ada para malaikat? Dia pasti adalah suatu pribadi yang begitu Agung. Benar, karena Dia adalah Juruselamat dan Tuhan kita. Tapi sulit bagi manusia untuk membayangkan bahwa bayi yang terbaring di palungan adalah Tuhan, Sang Pencipta dan Penebus. Sulit bagi kita membayangkan bahwa ternyata dia adalah Mesias yang dijanjikan sejak dari Perjanjian Lama. Banyak yang mencoba memikirkan dan menjelaskan bagaimana Tuhan Yesus itu sepenuhnya Allah dan juga sepenuhnya manusia. Hanya karena iman yang dibangun di atas dasar kebenaran firman Tuhan yang membuat kita sungguh percaya bahwa Dia memang Tuhan dan Juruselamat kita.

Dia yang adalah Roti hidup memulai pelayananNya dengan berpuasa dan menjadi lapar. Dia yang adalah Air Hidup mengakhiri pelayananNya disalib dengan pernah mengatakan bahwa Dia haus. Kristus yang bisa lapar adalah Kristus yang juga memberi makan banyak orang sampai kenyang. Kristus yang berdoa, juga adalah Kristus yang mendengar doa. Dia yang dijual 30 keping perak, juga Dia yang menebus manusia berdosa melalui pengorbananNya disalib. Dia yang seperti domba untuk penebusan, Dia juga adalah Gembala yang baik. Kematian-Nya mematikan kuasa kematian.

Betapa indahnya jawaban yang agung dari lagu ini: “Dia Kristus Raja-ku, Muliakanlah Dia.”

Teks lagu ini yang begitu kental menggambarkan keagungan Kristus ditulis oleh William C. Dix. Dia adalah seorang pekerja asuransi yang sukses di Glasgow, Skotlandia. Kemudia dia mendadak sakit secara serius saat berumur 29 tahun. Dix mengalami sakit yang lama. Dia kemudian terus berseru pada Tuhan saat itu. Kemudian di dalam sakitnya itulah dia sungguh mengalami pertobatan dan berjanji untuk terus memuliakan Tuhan dalam hidupnya. Sejak itulah dia mulai menulis puisi-puisi begitu indah untuk kemuliaan Tuhan. Lagu ini diambil dari salah satu puisinya yang berjudul “The Manger Throne,” yang ditulis William Dix pada tahun 1865.

Siapakah bayi yang tidur dipelukan Maria?

yang dib’ri salam Malaikat dan di jaga gembala.

Mengapakah Ia terbaring di kandang ternak hina?

Bagi manusia berdosa Dia rela jadi manusia.

Persembahkanlah padaNya kemenyan, mur dan emas,

Rajakanlah hai umatNya, Raja segala raja!

Dia  Kristus Rajaku, malak, gembala memuji;

Muliakanlah Dia, bayi di pelukan Maria.

Kudapatkan Yesus Sobatku (Saved! Saved!)

Lagu ini merupakan sebuah lagu Kristen mengenai sukacita keselamatan di dalam Kristus. Kita pada umumnya menggunakan banyak istilah dalam menggambarkan mengenai kekristenan, misalnya: diselamatkan, lahir baru, dibenarkan, dan lain-lain. Istilah-istilah yang sangat baik, namun seirngkali disalah mengerti oleh orang lain. Khususnya bagi orang-orang yang tidak mengenal istilah-istilah yang digunakan alkitab. Bagi orang-orang yang memang sangat ingin tahu mengenai kebenaran alkitab, maka mereka akan dengan senang hati mau terus belajar. Contohnya saja Nikodemus yang mau belajar kepada TUhan Yesus apa yang dimaksud dengan lahir baru. Di dalam setiap penjelasan yang kita berikan, maka kita harus mengingat bahwa kita harus meninggikan Kristus. Bahwa Kristuslah satu-satunya Juruselamat kita yang hidup. Orang yang ingin bertobat harus percaya kepada Kristus sebagai satu-satunya Juruselamat dan Penebusnya. Maka terjadilah pertobatan. Demikian yang dinyatakan dalam lagu ini.

Penulis lagu ini yaitu Jack P. Scholfield merupakan seorang penginjil yang menyebarkan injil Tuhan melalui lagu-lagu tulisannya. Ia lahir di Kansas pada 17 Juli 1882, kemudian meninggal pada 2 Juni 1972. Scholfield lulus dari Bak­er Un­i­ver­si­ty, Bald­win Ci­ty, Kan­sas, pada tahun 1906. Sesudah itu Ia langsung menjadi Penginjil melalui puji-pujian (evan­gel­is­tic sing­er) dan mengikuti salah satu lembaga misi di Amerika. Ia menulis lagu ini pada tahun 1911 dalam suatu Kebaktian Kebangunan Rohani. Ia menjelaskan bahwa saat itu melodi lagu ini terus keluar dari hatinya dan kemudian ia menuliskan liriknya. Lagu ini pun terus dipakai memberitakan mengenai Kristus, Sang Juruselamat satu-satunya.

ROH KEBENARAN PENUHI DAKU

Lirik     : Elwood H. Stokes, 1879

Musik : John R. Sweney, 1879

Text Box: Elwood H. Stokes, 1879Description: E:\Stokes_EH.jpgElwood H. Stokes dan John R. Sweney menulis lagu ini diperkirakan dalam tahun 1879. Elwood H. Stokes merupakan salah satu pemimpin Gereja Methodist yang memimpin pembangunan salah satu kota di New Jersey, Amerika Serikat. Pembangunan tersebut menjadi berkat bagi masyarakat di kota tersebut. Buah karyanya merupakan wujud nyata bagaimana Roh Kudus menuntun setiap orang percaya. Ia terinspirasi dari banyak bagian dari Alkitab. Dalam Kisah Para Rasul 2:4 “Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.” Kepenuhan Roh Kudus terutama menjadikan orang kristen mampu bersaksi bagi Kristus dan menjadi garam dan terang dunia.

Dalam bait pertama dinyatakan, Roh Kudus bekerja di dalam setiap orang kristen sejati untuk mengenal Kristus. Pengenalan akan siapa Kristus dan apa karya-Nya merupakan karya Roh Kudus. Manusia berdosa dapat saja tahu secara informasi tentang Kristus tapi tidak mengenal secara lebih dekat dan mendalam. Roh Kudus yang bekerja di dalam kita yang memampukan kita untuk mengenal Kristus lebih mendalam.

Dalam bait kedua, Roh Kudus berkarya menyucikan kita untuk hidup menurut firman Tuhan. Dalam Efesus 5:18 “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, … .” Hidup dalam Roh berarti tidak mengikuti hawa nafsu dosa. Roh Kudus menuntun kita untuk dapat hidup seturut kebenaran firman Tuhan. 

Bait ketiga, Roh Kudus berkarya menjadikan hidup kita berkelimpahan. Hidup penuh Roh Kudus tidak berarti hidup tanpa sakit atau pun serba kecukupan dalam hal material. Hidup penuh Roh Kudus berarti hidup berkelimpahan. Apa artinya? Dalam lagu ini dinyatakan, hidup berkelimpahan berarti hidup yang penuh dengan anugerah Allah hari lepas hari. Hidup yang terus bergantung kepada Allah. Namun bukan juga kehidupan yang egois, melainkan hidup yang mengalirkan anugerah Allah itu secara nyata dalam kehidupan.